kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

RCTI bakal adukan PSSI ke KPPU soal hak siar


Senin, 25 Maret 2013 / 08:00 WIB
RCTI bakal adukan PSSI ke KPPU soal hak siar
ILUSTRASI. Emas batangan


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Hak siar pertandingan sepakbola kini menjadi perburuan sengit bagi stasiun televisi nasional. Maklum, sepakbola masih menjadi permainan yang mampu menyedot perhatian penonton dan mendatangkan pundi-pundi uang dari para pengiklan untuk stasiun televisi.

Jangan heran, bisnis menyangkut siaran sepakbola menjadi sumber persengketaan. Hal ini yang kini terjadi antara RCTI dan SCTV. Seperti diketahui, secara tiba-tiba hak siar pertandingan sepakbola untuk pertandingan Kualifikasi Piala Asia, Sabtu (23/3), antara Indonesia versus Arab Saudi beralih ke SCTV. Semula, acara ini akan ditayangkan oleh RCTI.

Arya Mahendra Sinulingga, Sekretaris Perusahaan MNC Group, merasa terkejut dengan kejadian itu. Padahal, jauh sebelum pertandingan tersebut, RCTI telah resmi mendapatkan kontrak dari induk organisasi sepak bola nasional alias Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk pertandingan tersebut. "Kami sudah mendapat kontraknya. Saya juga tidak tahu mengapa PSSI bisa begitu. Mungkin ini karena masih ada proses administrasi yang belum selesai dan masih butuh waktu," katanya kepada KONTAN, Minggu (24/3).

Meski demikian, Arya belum bisa memerinci urusan administrasi apa yang belum selesai. "Tanya saja sama PSSI," ucap dia.
Apabila PSSI tidak bisa menjelaskan masalah tersebut, Arya mengancam, pihaknya bakal menggugat ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). "Ini kasusnya mirip seperti Liga Eropa lalu yang sampai akhirnya kami memutuskan untuk lapor ke KPPU," katanya.

Arya mengatakan, sampai saat ini, pihaknya masih bertanya-tanya soal pengalihan hak siar tersebut kepada SCTV. "Saya jadi bingung juga, karena sudah jelas kami yang menang tender, tapi PSSI malah begitu," imbuh dia.

Selama ini RCTI menjadi langganan penyiar pertandingan sepakbola tim nasional. RCTI misalnya memegang hak siar pertandingan AFF Suzuki Cup 2012. Saat itu, Nielsen mencatat, pertandingan Malaysia vs Indonesia yang disiarkan langsung oleh RCTI mampu meraup lebih dari 5,8 juta penonton dengan poin rating 10,9.

Lalu ada juga pertandingan sepakbola untuk Hassanal Bolkiah Trophy. Saat itu, RCTI menyiarkan secara langsung pertandingan Indonesia vs Brunei dengan jumlah pemirsa lebih dari 5,1 juta penonton dengan rating 9,6.

Pertandingan persahabatan  antara tim Indonesia vs Inter Milan juga disiarkan RCTI. Tayangan ini mampu meraup 4,6 juta pemirsa dengan poin rating 8,8.

Managing Director Media, Nielsen Indonesia, Irawati Pratignyo, menyatakan, meski penonton pada tayangan sinetron paling tinggi, "Program olahraga, talkshow hiburan kini dilirik sebagai program potensial untuk menjaring konsumen," ungkap dia.

Buktinya, data iklan Nielsen pada tahun 2012 menunjukkan pertumbuhan belanja iklan produk snack tertinggi ada di program olahraga yang naik 139%. Iklan program talkshow hiburan juga meningkat 132% dibandingkan dengan tahun 2011.

Datangkan iklan

Persaingan hak siar untuk pertandingan sepakbola internasional juga sangat seru. Tahun depan, Arya mengatakan, pihaknya bersiap kembali memenangkan hak siar Liga Inggris. Saat ini, MNC TV dan Global TV telah menjadi stasiun televisi pemegang hak siar Liga Inggris.
Sementara itu, untuk tahun ini, hak siar Liga Eropa telah dimenangkan SCTV. Begitu juga dengan pertandingan piala dunia tahun 2014 mendatang yang juga telah dimenangkan Visi Media.

Sekretaris perusahaan Visi Media, Neil Tobing menyatakan, saat ini, Visi Media memegang hak siar untuk tayangan World Cup 2014 mendatang dan juga hak siar Liga ISL (Indonesia Super Liga) yang diperoleh lisensinya dari PSSI. "Untuk World Cup ini kami membeli lisensi dengan kontrak US$ 61 juta. Kalau ISL dari PSSI pada 2007 kami mendapatkan lisensinya dengan nilai kontrak Rp 100 miliar selama 10 tahun hingga tahun 2017," ucap dia.

Menurut Neil, program tayangan sepakbola selalu diincar media televisi sebab rating dari setiap pertandingan bisa naik dan otomatis para pengiklan pun bakal berdatangan dengan sendirinya. "Harus diakui memang, tayangan-tayangan pertandingan olahraga ini banyak penontonnya. Tayangan olahraga menjadi tayangan kedua setelah program talkshow untuk perempuan yang banyak iklannya," kata dia.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×