kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanja online kian menjamur, pengelola mall mesti kian cerdik


Senin, 02 Desember 2019 / 15:35 WIB
Belanja online kian menjamur, pengelola mall mesti kian cerdik
ILUSTRASI. Suasana pertokoan di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Semanggi, Jakarta, Rabu (30/1/2019). Perubahan gaya berbelanja ke digital berpengaruh terhadap tingkat hunian pusat perbelanjaan di Ibu Kota Jakarta. ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan/foc.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perubahan gaya berbelanja masyarakat Indonesia dari konvensional ke digital ternyata berpengaruh terhadap tingkat hunian pusat perbelanjaan di Jakarta. Hal ini diungkapkan oleh Head of Research & Consultancy Savills Anton Sitorus. 

Tingkat hunian pusat perbelanjaan di Jakarta menurun hingga angka 78 persen dibandingkan tiga empat tahun lalu yang mencapai 92%. Namun, menurutnya, angka tersebut masih di titik aman. Bahkan, jika dilihat dari sisi mal kelas atas, tingkat huniannya justru meroket ke atas 92%. 

Baca Juga: Achmad Hamami, konglomerat alat berat meninggal dunia, ini gurita bisnisnya...

Tak heran bila pada akhirnya harga sewa pusat perbelanjaan atau mal kelas atas (upper class), menurut riset Jones Lang LaSalle (JLL) di wilayah DKI Jakarta cenderung naik pada tahun 2019. Diperkirakan pada kinerja Kuartal IV-2018 harganya stabil di angka Rp 600.00 per meter persegi menunjukkan kenaikan pada kuartal I-2019 hingga akhir 2019 menjadi Rp 610.000. 

Lalu, untuk mal kelas menengah (middle class), harga sewanya mencapai Rp 300.000 per meter persegi dari sebelumnya Rp 250.00 per meter persegi di tahun lalu. Sementara itu, mal kelas menengah ke bawah (middle low class) harga sewanya stagnan di angka Rp 250.000 per meter persegi sejak 2015 hingga 2017 dan harganya diproyeksi masih sama hingga akhir tahun.

Oleh karena itu, pengelola mal mesti cerdik menangkap pasar yakni dengan mengarahkan bahwa pusat belanja tidak sekadar pusat berbelanja namun menjadi destinasi gaya hidup bagi konsumen. 

Baca Juga: Minimarket Giant, proyek percobaan gagal Hero Supermarket

Selain itu, pengembang mal mesti melakukan inovasi dengan menghadirkan store environment yang dapat memengaruhi perilaku konsumen terhadap terjadinya pembelian. “Store environment dapat menjadi alasan bagi konsumen untuk memilih lokasi dimana ia akan berkunjung dan membeli. Sehingga, lingkungan yang baik dapat merangsang emosi positif serta rasa nyaman terhadap penyedia pelayanan,” ujar Associate Arsitek Lineamarca Ahmad Taher. 

Menurut Ahmad, Selain itu, penyewa (tenant) juga mesti dapat memanfaatkan secara optimal. Ruang sedapat mungkin tidak menyisakan ruang tak terpakai. Sehingga, tenant dapat memanfaatkan semua sisi ruang untuk display produk. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×