Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. PT LG Electronics Indonesia ikut kelimpungan pasca penerapan UU No.42/2009 tentang PPN dan PPnBM per 1 April silam. Aturan yang lahir Maret lalu ini membuat penyalur elektronik mesti berbentuk pengusaha kena pajak (PKP) dan menyetor PPh ke Dirjen Pajak. Imbasnya, terjadi penurunan pemesanan barang dari penyalur yang belum PKP.
Kepala Perkakas Rumah LG, Michael Adisuhanto mengatakan, gudang perusahaan yang terletak di Tangerang dan Cibitung memang mengalami penumpukan. Di sana, LG memproduksi sekaligus menyediakan gudang untuk LCD, audio, dan monitor. Ada pula gudang untuk barang impor seperti microwave, AC, dan mesin cuci.
Michael mengatakan, penumpukan yang terjadi tak terlalu banyak karena perusahaan sudah mengantisipasi hal ini dengan menurunkan produksi sekitar 10% hingga 15%. Lagipula, dari sekitar 1.000 penyalur, hanya 40% yang belum PKP.
Meski tidak bisa memberikan gambaran LG secara keseluruhan, namun Michael memprediksi bila kondisi ini berlangsung terus, omzet perkakas rumah LG bisa anjlok sampai 40%. Menurutnya, bukan ini penjualan kulkas mencapai Rp 95 miliar. Sementara itu, penjualan mesin cuci mencapai Rp 45 miliar.
"Saya pikir kondisi ini juga tak akan sampai mengurangi karyawan, karena kami ada produksi untuk ekspor juga," ujar Michael kepada KONTAN.
g
Demi menstabilkan penjualan, LG juga rajin cuap-cuap ke penyalur soal pentingnya aturan ini. "Kami sudah meminta 22 cabang untuk mengadakan sosialisasi di daerahnya masing-masing," tandas Michael.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
