kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beli Sukhoi, Kartika menunggu investigasi KNKT


Selasa, 24 Juli 2012 / 09:00 WIB
Beli Sukhoi, Kartika menunggu investigasi KNKT
ILUSTRASI. Anda perlu mengetahui faktor apa saja yang bisa jadi penyebab radang tenggorokan.


Reporter: Melati Amaya Dori | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Kartika Airlines masih belum bisa memastikan rencana pembelian pesawat Sukhoi Superjet 100. Berbeda dengan PT Sky Aviation yang sudah bulat membeli pesawat ini, Kartika memilih untuk menunggu hasil investigasi kecelakaan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Aditya Wardana, Direktur Komersial Kartika Airlines mengatakan, kepastian pembelian pesawat buatan Sukhoi Civil Aircraft Company ini akan dilakukan setelah hasil investigasi KNKT selesai dilakukan. Sebelumnya Kartika berniat memborong 30 unit pesawat Sukhoi Superjet.
“Kami tidak ingin buru-buru mendatangkan pesawat sebelum hasil investigasi keluar karena tidak ingin setelah membeli pesawat tersebut nantinya tidak ada penumpang yang menaiki,” kata Aditya, Senin (23/7).

Menurut Aditya, Kartika akan memberikan waktu selama enam bulan mendatang agar KNKT bisa mengungkapkan hasil investigasi kecelakaan yang terjadi pada 9 Mei lalu. Jika hingga batas waktu itu laporan investigasi resmi tidak dikeluarkan, maka Kartika akan menyiapkan alternatif penggunaan pesawat jenis lain. “Pengoperasian Kartika Airlines tergantung dari pesawat. Hingga sekarang memang kami masih belum ada pesawat,” tambahnya.

Diumumkan Oktober

Kartika Airlines rencananya akan menggunakan Sukhoi Superjet untuk melayani rute-rute potensial baru yang belum dilayani maskapai lain, seperti

Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku. Wilayah-wilayah itu memiliki infrastruktur bandara yang cocok untuk didarati pesawat Sukhoi.
Sementara itu, KNKT berencana mengumumkan hasil investigasinya pada Oktober 2012. "Saat ini KNKT masih melakukan sinkronisasi data dari flight data recorder (FDR) serta cockpit voice recorder (CVR)," kata Ketua Tim Penyidik KNKT, Mardjono Siswosuwarno.

Hasil penyelidikan KNKT tersebut sangat dinanti oleh publik di Indonesia. Selain karena korban tewas kecelakaan pesawat itu mencapai 45 orang, hasil investigasi juga dibutuhkan maskapai penerbangan Indonesia yang sudah memesan pesawat sejenis.

Selain Kartika, perusahaan penerbangan Sky Aviation juga berniat memboyong Sukhoi Superjet 100 ke Indonesia. Namun berbeda dengan Kartika, Sky

Aviation mengaku, pihaknya akan mulai menerima pesanan pesawat buatan Rusia ini pada Oktober 2012. "Sampai akhir tahun ini memang akan datang tiga unit lebih dulu. Kedatangan SSJ 100 sebenarnya dijadwalkan Agustus dan September 2012, tetapi karena peristiwa kecelakaan, pengiriman pesawat tertunda," kata Sutito Zainuddin, General Manager Marketing Sky Aviation, belum lama ini.

Tiga unit pesawat SSJ 100 yang akan datang tahun ini adalah bagian dari 12 unit pesawat yang dipesan Sky Aviation. Tiap tahun hingga 2015 secara bertahap sebanyak tiga unit SSJ 100 direncanakan akan terus berdatangan. Sky Aviation akan memakai Superjet untuk melayani rute Batam ke Jakarta dan Batam ke Natuna.

Selain maskapai dari Indonesia, terdapat juga beberapa maskapai lain yang juga memesan jenis pesawat yang sama, mereka diantaranya berasal dari Pakistan, Myanmar, Laos, dan beberapa negara pecahan Uni Soviet.

Sekedar catatan, Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat penumpang pertama yang dikembangkan Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC). Pesawat ini merupakan hasil kerja sama berapa perusahaan penerbangan Amerika Serikat (AS) dan juga Eropa.

Mereka yang terlibat dalam proyek pesawat kelas rute jarak menengah dangan kapasitas penumpang di bawah 100 orang ini Sukhoi Superjet-100 itu adalah; Boeing, Snecma, Thales, Messier Dowty, Liebherr Aerospace, dan Honeywell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×