kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Belum lirik bisnis hilir, ini alasan Medco (MEDC) tak tertarik garap kilang BBM


Minggu, 13 Desember 2020 / 11:02 WIB
Belum lirik bisnis hilir, ini alasan Medco (MEDC) tak tertarik garap kilang BBM
ILUSTRASI. Pembangkit listrik milik anak usaha Medco Energi (MEDC), PT Medco Power Indonesia


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) belum melirik ekspansi ke bisnis hilir minyak dan gas bumi (migas), khususnya untuk menggarap kilang Bahan Bakar Minyak (BBM). 

Presiden Direktur MEDC Hilmi Panigoro mengatakan, bisnis hilir alias downstream masih belum menjadi strategi bisnis Medco secara jangka pendek dan jangka menengah. Kata dia, Medco masih memilih untuk berfokus di bisnis hulu migas (upstream), ketenagalistrikan dan juga pertambangan.

Dengan melihat kondisi sekarang dan tren kendaraan listrik ke depan, Hilmi menilai bisnis kilang BBM kurang bernilai strategis. 

"Apakah bisnis itu menarik? Saya masih melihat sebetulnya bisnis kilang ini jangka panjang. Kalau melihat tren elektrifikasi dari kendaraan, saya salah satu yang berpendapat bahwa investasi besar-besaran di kilang hari ini mungkin agak kurang strategis," jelas Hilmi dalam media gathering yang digelar secara daring beberapa hari lalu.

Baca Juga: Di tahun depan, Pertamina bakal menambah 200 titik SPBU

Namun, Hilmi menyampaikan suatu pengecualian. Menurutnya, bisnis kilang menjadi strategis jika itu terintegrasi dengan petrokimia. "Kecuali kalau berhubungan dengan Petrokimia, karena itu lah yang menurut saya punya masa depan cerah," sambungnya.

Sebab, jika hanya bertumpu pada BBM, kondisi dunia saat ini bisa jadi telah kelebihan pasokan alias oversupply. "Itu hanya pendapat kami sebagai perusahaan. Sebabnya kami hari ini hanya fokus di upstream," pungkas Hilmi.

Selanjutnya: Dari eksplorasi hingga Blok Rokan, Medco intip peluang kerjasama dengan Pertamina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×