Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau masih mendulang rugi di kuartal I 2019, PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCPG) optimistis kinerja keuangan dapat lebih baik pada 2019-2020 karena dua proyek besarnya, yakni proyek Kawasan Bisnis Terpadu (KBT) dan pembangunan perumahan ASN, TNI dan Polri.
Menilik laporan keuangan perusahaan real estate dan konstruksi pada Kuartal I 2019, pendapatan perseroan anjlok sebesar 82% secara year on year, atau dari Rp 6 miliar pada kuartal I 2018 ke angka Rp 1,08 miliar pada kuartal I 2019.
Laba kotor perseroan juga menurun 78,2% dari Rp 3,73 miliar ke angka Rp 810 juta pada kuartal I 2019.
"Penjualan laba bersih sebesar Rp 1,07 miliar didapat dari penjualan tanah. Perseroan telah menerima down payment 20% dari harga jual apartemen dan sisa tagihan," jelas Lukman Purnomosidi, Presiden Direktur LCGP, Rabu (26/6).
Lebih lanjut, proyek KBT yang menempati lahan sekitar 15 hektar di kawasan Bambu Apus, saat ini masih memasuki tahapan finalisasi izin. Perseroan menempatkan proyek ini, sebagai proyek panjang dengan total estimasi pengerjaan sampai satu dekade.
"Untuk proyek KBT, saat ini baru sampai di tahap pematangan lahan dan perizinan," jawab Hervian Tahier selaku Direktur LCGP yang menolak membuka nilai kontrak dan investasi proyek.
Sementara proyek pembangunan perumahan ASN, TNI, dan Polri, perseroan mengaku pihaknya masih menjalani tahapan survei dan menunggu keputusan dari para stakeholder, yakni pihak BUMN dan Bank.
"Pembangunan perumahan ASN, TNI, dan Polri akan dilakukan di beberapa tempat, tak hanya di daerah Jonggol saja. Kami akan menyesuaikan lokasi kerja para ASN dengan lokasi perumahan yang dibangun nantinya. Kami targetkan, pada 2019 pembangunan selesai," tutur Komisaris Utama LCGP Aryanto Sutadi, yang menolak menjawab lebih jauh nilai investasi dan jumlah unit rumah yang dibangun.
Pihak LCGP menutup, tahun ini perseroan belum menetapkan target atau estimasi pendapatan berdasarkan dua proyek besarnya tersebut. Akibat kerugian yang diterima dan suspensi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan fokus ingin membuktikan pada pemegang saham dan BEI dapat menghasilkan untung di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News