Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk siap mereklamasi empat pulau seluas total 700 hektare (ha) di kawasan Teluk Jakarta. Di tahap pertama, Ancol mengalokasikan dana Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar untuk mereklamasi lahan seluas 160 ha.
Pada tahap awal, emiten berkode saham PJAA ini akan menggarap bagian barat Ancol dan bagian timur Ancol. Di dua lokasi tersebut, Ancol memerlukan waktu sekitar dua tahun hingga tiga tahun. Dari 160 ha tadi, reklamasi akan terbagi menjadi dua bagian. Pertama, Ancol akan menyediakan 120 ha sebagai penampung lumpur yang berasal dari tujuh sungai di Jakarta. Di bagian lain, yakni 40 ha, bakal berdiri Dufan Sea, sebuah taman rekreasi dengan konsep laut.
Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol, Gatot Setyo Waluyo, mengemukakan, sejatinya pola pengembangan kawasan Teluk Jakarta menyerupai proyek salah satu pengembang asal Singapura, Sentosa Development Co, yang mengembangkan Sentosa Island.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan Pemprov DKI mendukung PJAA untuk dalam proyek reklamasi Teluk Jakarta. "Kami memberikan kemudahan perizinan dan sebagainya. PJAA menjadi pengelola terbesar dan harus bisa mengalahkan Sentosa Island," kata Basuki. Pemprov DKI merupakan pemegang saham mayoritas PJAA dengan kepemilikan 72%.
Secara umum, Pemprov DKI mencanangkan reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta. Dalam proyek ini, PJAA menggarap empat pulau. Di kawasan ini, bakal berdiri sejumlah proyek properti, seperti kompleks perumahan, apartemen, area komersial serta tempat rekreasi. PJAA juga akan membangun rumah susun.
Proyek reklamasi menjadi salah satu strategi pengelola Ancol untuk menambah cadangan lahan (land bank). Hingga kini, total cadangan lahan PJAA seluas 275 ha.
Sepanjang tahun lalu, PJAA meraih pendapatan sebesar Rp 1,05 triliun, naik 12,55% dari pendapatan 2011 yang sebesar Rp 932,95 miliar. Sedangkan laba bersih Ancol tumbuh 10% year-on-year (YoY) menjadi Rp 178,15 miliar di tahun lalu.
Di kuartal I-2013, pendapatan PJAA naik tipis 2,47% (YoY) menjadi Rp 206,99 miliar. Namun laba bersihnya merosot tajam 29,47% (YoY) menjadi Rp 25,4 miliar. Laba bersih PJAA menyusut lantaran proyek reklamasi tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai. Meski demikian, Pembangunan Jaya Ancol optimistis pendapatan tahun ini naik 50,48% menjadi Rp 1,58 triliun dan laba bersih naik 12,26% menjadi Rp 200 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News