kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bentoel Tidak Berniat Tutup Pabrik Rokok Kretek


Jumat, 06 Juni 2014 / 15:00 WIB
Bentoel Tidak Berniat Tutup Pabrik Rokok Kretek
ILUSTRASI. Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (10/1), dipimpin kenaikan indeks Nasdaq yang naik hingga 1%. REUTERS/Andrew Kelly


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Kendati permintaan terus merosot, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) belum berniat mengikuti jejak PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) untuk menutup unit produksi rokok kretek alias sigaret kretek tangan (SKT).

Prijunatmoko Sutrisno, Direktur Bentoel mengakui, penjualan rokok kretek memang terus menurun seiring kian mudanya profil usia perokok di Indonesia. Mayoritas perokok di Indonesia kemudian memilih untuk membeli rokok filter atau sigaret kretek mesin (SKM).

Namun, hal itu bukan berarti permintaan rokok kretek tidak ada sama sekali. Rokok jenis ini justru masih diminati oleh kalangan masyarakat kelas bawah yang berprofesi sebagai nelayan, petani maupun buruh. "Karena strategi kita menyesuaikan dengan pasar, maka kami tetap akan memproduksi rokok kretek," terang Prijunatmoko, di Jakarta, Jumat (6/6).

Hingga saat ini, Bentoel masih menjual beberapa merek rokok kretek seperti "Bentoel Biru", "Tali Jagat", "Joged" dan "Sejati". Namun, Bentoel memang sudah lama tidak mengandalkan rokok kretek sebagai penopang utama penjualannya.

Lihat saja, kontribusi rokok kretek terhadap total penjualan rokok Bentoel hanya 12% saja. Tak hanya itu, pangsa pasar Bentoel hanya mencapai 5% dari total pasar rokok kretek nasional. "Kita bukan pemain besar di rokok kretek," ungkap Prijunatmoko.

Isu penutupan pabrik rokok kretek ini telah menjadi isu nasional sejak Mei lalu. Hal ini dipicu oleh keputusan HM Sampoerno menutup dua pabrik rokok kretek di Lumajang dan Jember, Jawa Timur. Masalahnya, penutupan itu menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 4.900 karyawannya.

Terkait hal itu, Prijunatmoko bilang, Bentoel juga tidak berniat memangkas jumlah karyawannya. "Jumlah karyawan kami justru bertambah di tahun lalu," terang Prijunatmoko. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2013, jumlah karyawan Bentoel memang bertambah menjadi 8.082 orang dibandingkan tahun sebelumnya yang 7.059 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×