Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah derasnya arus urbanisasi, konektivitas transportasi umum dengan pusat belanja dan area komersial bukan lagi sekadar pelengkap, tapi sudah jadi kebutuhan mendesak. Kota-kota besar sudah membuktikan bahwa integrasi moda transportasi dengan sentra ekonomi mampu mendorong mobilitas, memperluas akses publik, dan mengangkat daya saing kawasan.
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), salah satu pengembang yang menyadari potensi yang muncul dari konektivitas tersebut. Oleh karena itu, pengembang kawasan Summarecon Kelapa Gading ini berani menggelontorkan investasi besar untuk menghubungkan area komersialnya secara langsung dengan stasiun trasportasi umum.
Terbaru, Summarecon melakukan kerja sama dengan PT LRT Jakarta untuk mendapatkan hak penamaan (naming rights) Stasiun LRT yang diberi nama Stasiun LRT Jakarta Boulevard Utara Summarecon Mall dan sekaligus menghadirkan jembatan jembatan penghubung (connecting bridge) stasiun tersebut dengan pusat perbelanjaan Summarecon Mall Kelapa Gading.
Naming rights Stasiun LRT Jakarta Boulevard Utara Summarecon Mall dan fasilitas jembatan penghubung (connecting bridge) tersebut telah diresmikan Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo pada Kamis (24/7).
President Director PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P. Adhi mengatakan kerja sama naming rights tersebut menjadi bukti bahwa Summarecon terus konsisten mendukung program pemerintah, khususnya bagi pengembangan kota Jakarta yang semakin berorientasi kepada transportasi publik.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Catat Marketing Sales Rp 2,2 Triliun per Semester I 2025
Menurutnya, kolaborasi ini akan menjadi sebuah kerja sama yang saling menguntungkan antara pengembang dan operator transportasi publik. Summarecon berharap harap pengunjung bisa memaksimalkan penggunaan transportasi publik yang aman dan nyaman. “Hal ini juga sekaligus menjadi bentuk edukasi kepada masyarakat untuk bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berdampak positif pada berkurangnya kemacetan.” kata Adrianto.
Adrianto mengungkapkan bahwa Summarecon telah mengucurkan dana sekitar Rp 16 miliar untuk membangun jembatan penghubung antara stasiun LRT dan kawasan mal. Selain itu, Summarecon juga menggelontorkan Rp 20 miliar untuk mendapatkan hak penamaan (naming rights) stasiun LRT selama lima tahun. Hak penamaan ini akan dievaluasi dan dapat diperpanjang setiap lima tahun sekali.
Jembatan penghubung ini memiliki panjang 120 meter, ditambah 20 meter lagi menuju area GAFOY. Mengusung konsep terbuka (open air), jembatan ini dilengkapi atap untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Jam operasional jembatan mengikuti jam buka Mall Kelapa Gading, yakni dari pukul 10.00 hingga 22.00 WIB. Untuk keamanan, CCTV telah dipasang di berbagai titik, dan petugas keamanan juga disiagakan di area tersebut.
Walau dampaknya terhadap bisnis belum bisa dihitung secara pasti, kolaborasi ini dinilai strategis. Saat ini, jumlah penumpang LRT Jakarta masih sekitar 5.000 orang per hari. Menurut Adrianto, tujuan utama pembangunan jembatan ini adalah untuk mendorong lebih banyak orang menggunakan transportasi publik dan membiasakan diri meninggalkan kendaraan pribadi.
Meski pertumbuhan nilai kawasan seperti Kelapa Gading belum terasa signifikan karena konektivitas transportasi yang belum sepenuhnya terintegrasi, potensinya diyakini akan terus meningkat seiring waktu. Summarecon berharap keberadaan jembatan ini bisa memperkuat daya tarik kawasan dan meningkatkan kenyamanan masyarakat dalam berkunjung.
Baca Juga: Anak Usaha Summarecon Agung (SMRA) Lakukan Penambahan Modal Hingga Rp 15,8 Miliar
Di sisi lain, Willy Effendy, Director Operation Summarecon Malls Group, menyebutkan bahwa jumlah kunjungan ke Mall Kelapa Gading pada 2024 mencapai sekitar 32 juta orang. Dengan beragam acara dan program yang digelar, pihaknya menargetkan kunjungan tahun ini naik sekitar 10%–15%.
Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Jakarta dalam mengatasi kemacetan melalui pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) untuk mendukung integrasi transportasi publik.
Dia bilang, pengembangan itu tak hanya mengandalkan APBD tetapi melibatkan inovasi dan kolaborasi, seperti kerjasama naming rights LRT Jakarta dengan Summarecon Mall. “Ini bukti nyata keseriusan Jakarta membenahi konektivitas transportasi,” ujarnya, Kamis (24/7).
Pramono menambahkan, model kolaboratsi dengan Summarecon akan diperluas ke sejumlah titik strategis, termasuk Pasar Baru dan Glodok. Di sisi lain, pembangunan infrastruktur tranportasi umum akan dipercepat. LRT Jakarta yang kini hanya beroperasi hingga Velodrome akan diperpanjang sampai Manggarai dan Dukuh Atas.
Pramono menyebut jumlah penumpang LRT Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrone saat ini baru sekitar 5.000 per hari. Namun, angkanya diprediksi akan melonjak menjad sekitar 70.000- 100.000 per hari jika LRT tersebut sudah tersambung hingga Manggarai.
Selanjutnya: Strategi Ekspansi Delta Giri Wacana (DGWG) Pasca Meresmikan Pabrik Karbamasi
Menarik Dibaca: 100 Anak Muda ASEAN Siap Laksanakan Proyek Sosial Lintas Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News