Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan namanya sebagai perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2021. Dengan nilai revenue perusahaan sebesar US$ 41,47 miliar di tahun buku 2020, Pertamina berhasil menempati posisi 287 dalam daftar tersebut.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pencapaian ini merupakan pengakuan dunia internasional bahwa Pertamina sejajar dengan perusahaan kelas dunia lainnya.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder karena capaian Pertamina ini tidak lepas dari dukungan positif berbagai pihak, baik Direksi, Dewan Komisaris dan seluruh pekerja Pertamina Group, serta pemegang saham, pemerintah, masyarakat dan juga stakeholder lainnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (3/8).
Fortune Global 500 merupakan ajang tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak tahun 1955. Tolok ukur utama dalam pemeringkatan ini adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue).
Selain itu, terdapat pula Indikator lain seperti penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, dan jumlah karyawan. Sejak tahun 1990, indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam Fortune Global 500.
Nicke mengakui, Pertamina mengalami triple shock sehingga mengalami penurunan pendapatan secara signifikan seiring munculnya pagebluk Covid-19 sejak tahun lalu.
Baca Juga: Pertamina International Shipping berkomitmen jaga prokes di lingkungan marine
Namun, dengan inovasi dan terobosan bisnis yang dilakukan di seluruh lini bisnis serta transformasi organisasi yang tengah dijalankan, Pertamina mampu meningkatkan pendapatan perusahaan hingga US$ 41,47 miliar dan mencetak laba US$ 1,05 miliar pada tahun 2020.
Dengan pencapaian kinerja operasional dan keuangan Pertamina, total pendapatan Pemerintah pada tahun 2020 yang dikontribusi dari Pertamina hampir mencapai Rp 200 triliun, yaitu melalui setoran pajak, deviden, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp 126,7 triliun serta penerimaan negara dari minyak mentah dan kondensat bagian negara (MMKBN) dari blok-blok migas Pertamina sebesar Rp 73,1 triliun.
“Tantangan pandemi Covid-19 tidak ringan. Selain memantapkan langkah untuk dapat mencapai target nilai pasar US$ 100 miliar pada 2024 mendatang, seluruh jajaran manajemen dan pekerja tetap fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kami optimis akan terus tumbuh dan terus memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara,” ucap Nicke.
Sebagai informasi, di sektor energi, beberapa nama International Oil Company (IOC) juga tercatat masuk dalam pemeringkatan Fortune Global 500 tahun 2021.
Perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya BP yang berada di peringkat 18, Royal Dutch Shell di nomer 19, Exxon Mobil di 23, Chevron di posisi 75 dan Petronas di peringkat 277.
Sementara itu, perusahaan yang berada di bawah peringkat Pertamina, ada Repsol di posisi 381, sedangkan dari industri lain terdapat nama Coca-Cola (370), Tesla (392) dan Danone (454).
Selanjutnya: Chevron Pacific Indonesia pastikan kesiapan karyawan jelang alih kelola Blok Rokan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News