kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berantas mafia BBM, PPNS BPH Migas akan dibekali senjata api buatan Pindad


Minggu, 04 Oktober 2020 / 09:12 WIB
Berantas mafia BBM, PPNS BPH Migas akan dibekali senjata api buatan Pindad
ILUSTRASI. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Tim dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melakukan kunjungan kerja ke PT Pindad (Persero) di Bandung, Jumat (2/10) lalu. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari keinginan BPH Migas untuk membekali penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) BPH Migas dengan senjata api dalam rangka pengawasan bahan bakar minyak (BBM).

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa menyampaikan, pembekalan senjata api ini dilakukan untuk perlindungan diri dan juga agar para PPNS semakin percaya diri, kuat mental, dan berani dalam memberantas mafia migas. Untuk itu, BPH Migas memandang perlunya kerjasama dengan Pindad dalam pengadaan senjata api tersebut.

Asal tahu saja, BPH Migas dalam kaitannya sebagai lembaga yang bertugas melakukan pengawasan distribusi BBM, saat ini memiliki 30 PPNS.

“Kami ingin penyidik kami yang berjumlah 30 orang ini yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di Lemdiklat Polri Diklat Reserse Megamendung dan telah dilantik oleh Kemenkumham dibekali senjata yang sesuai agar semakin berani dalam memberantas para mafia BBM,” ujar Ifan, sapaan untuk M. Fanshurullah Asa dalam siaran pers di situs BPH Migas, Minggu (4/10).

Baca Juga: SKK Migas proyeksikan investasi membaik di 2022

Ifan menambahkan, saat ini pelanggaran dalam kegiatan hilir migas semakin meningkat baik BBM subsidi maupun nonsubsidi. Di antaranya berupa pengoplosan BBM, penyalahgunaan atau penyelewengan BBM subsidi, modifikasi tangki BBM, dan usaha ilegal, izin palsu, atau izin kadaluarsa namun masih melakukan kegiatan usaha.

Berdasarkan data dari BPH Migas, sejak Januari hingga Agustus tahun ini terdapat 281 kasus di sektor hilir migas dengan barang bukti sebanyak 1.341,66 kiloliter (KL).

Ifan bercerita, tim PPNS BPH Migas saat itu pernah hendak menangkap pelaku penyimpangan BBM di Medan, namun terpaksa berbalik arah karena pelaku membawa senjata api. Pernah juga tim terpadu yang melibatkan TNI AD dan TNI AU serta Polri, ketika tiba di Sumsel harus berhadapan dengan para mafia migas yang membawa senjata yang lebih canggih.

“Kami ingin PPNS BPH Migas selain dilengkapi dengan senjata, juga nanti dilatih oleh Kopassus, supaya ke depan menjadi Kopassus di bidang migas,” imbuh Ifan.

Selain itu, Ifan juga berharap Pindad dapat memproduksi sarana dan prasarna pendukung untuk kegiatan usaha di sektor hilir migas, seperti pembuatan ISO Tank untuk Liquefied Natural Gas (LNG), peralatan pipanisasi gas, serta sarana dan prasarana untuk Pertashop seperti shelter, dispenser, dan tangki penyimpanan BBM yang saat ini sudah berjalan

“Ke depan kami ingin prioritas penggunaan produksi dalam negeri dalam kegiatan sektor hilir migas yang saat ini masih banyak dimpor. Kami akan gantikan dengan produksi dalam negeri,” kata Ifan

Sementara itu, Direktur Bisnis Produk Pertahanan dan Keamanan Pindad Heru Puryanto menjelaskan, saat ini Pindad memiliki dua bidang bisnis yaitu produk bisnis pertahanan dan keamanan (hankam) serta produk bisnis nonhankam.

Untuk produk bisnis hankam, Pindad menyediakan kendaraan tempur, senjata berbagai macam caliber, dan amunisi. Adapun produk nonhankam berisi alat-alat yang berhubungan dengan kebutuhan industri, seperti alat pertanian, tabung gas berbagai ukuran, ventilator, serta sarana dan prasarana Pertashop seperti shelter, dispenser, dan tangki penyimpanan BBM.

“Pada prinsipnya bisnis utama Pindad adalah produk pertahanan dan keamanan, karena itu adalah core utama kami. Namun, kami menyambut baik rencana kerja sama BPH Migas untuk pengadaan senjata api dan harapan kami Pindad juga dapat beperan serta dalam menyediakan kebutuhan industri di sektor hilir migas,” ungkap Heru.

Selanjutnya: BPH Migas: Dirut Rekind pernah menyatakan siap bangun proyek pipa Cirebon Semarang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×