Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Hasil sementara temuan Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kemtan), beras plastik yang ditemukan di Pasar Bekasi bukanlah beras impor asal China. Sebab, sepanjang Januari hingga saat ini, beras asal Tiongkok belum sampai di pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesia.
Banun Harpini, Kepala Badan Karantina Kemtan menjelaskan, beras impor asal China baru akan datang Mei ini. Itupun beras jenis khusus yang merupakan pesanan dari diplomat asal Tiongkok yang berkerja di Indonesia. Sedangkan beras khusus impor yang masuk ke pelabuhan berasal dari Vietnam, Thailand dan Pakistan adalah jenis beras yang bukan dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Indonesia.
Kebutuhan beras impor khusus digunakan untuk Rumah Sakit (RS), hotel, restaurant, apotek dan bagi warga negara asing yang tinggal di dalam negeri. "Dalam catatan kami beras dari Tiongkok baru dikirim tanggal 19 Mei ini dan belum masuk karena dalam proses pengiriman barang. Sepanjang pemeriksaan beras impor khusus yang masuk secara ilegal dan kami uji di Laboratorium adalah beras yang aman dikonsumsi," tandas Banun kemarin sore (20/5) saat melakukan inspeksi di Pusat Karantina Kemtan di Pelabuhan Tanjung Priuk.
Banun menjelaskan, beras khusus impor yang masuk selama ini diuji pada laboratorium milik Badan Karantina Kemtan tidak ada masalah. Sebab dalam uji laboratorium butir beras diekstrak. Lalu dari sanalah hasil beras apakah beras tersebut aman dikonsumsi.
Meski begitu, Banun mengatakan potensi beras plastik asal Tiongkok yang beredar bisa juga terjadi. Jika, beras plastik tersebut adalah beras impor ilegal. Sementara, Badan Karantina tetap secara normal melakukan pemeriksaan terhadap produk pertanian yang masuk ke pelabuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News