kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,76   3,43   0.38%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berdikari siap memulai bisnis peternakan ayam


Minggu, 04 Maret 2018 / 14:17 WIB
Berdikari siap memulai bisnis peternakan ayam
ILUSTRASI. Peternakan ayam


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Berdikari, sudah siap memulai bisnis peternakan ayam. Sejatinya, perusahaan ini sudah mempersiapkan bisnis perunggasan sejak tahun lalu. Dalam waktu dekat akan ada bibit ayam (DOC) sebanyak 36.000 ekor yang akan didatangkan dari Hubard, Prancis dan Cobb, Amerika Serikat (AS). Kuota ini merupakan kuota peralihan tahun 2017, dan akan ada tambahan kuota pada tahun 2018.

Direktur Utama PT Berdikari, Eko Taufik Wibowo membeberkan masing-masing negara tersebut akan menyuplai DOC sebanyak 18.000 ekor. Pada Jumat (3/1), 17.000 ekor DOC asal Hubard pun telah sampai ke Indonesia. DOC ini akan digunakan untuk mengisi kandang di Tasikmalaya.

Selanjutnya, pada Jumat (9/3) akan ada 1.000 ekor DOC yang sampai ke Indonesia. "Kedatangannya bertahap karena secara teknisnya begitu ada indukan jantan dan betina yang diatur umur kedatangannya," ujar Eko kepada Kontan.co.id, Minggu (4/3).

Nantinya, DOC asal Cobb pun akan didatangkan secara bertahap. Rencananya, DOC asal Cobb ini akan sampai di Indonesia pada minggu ketiga bulan Maret ini. Kedatangan tahap pertama yakni sebesar 17.000 ekor DOC. DOC ini akan mengisi kandang yang berada di Pasuruan.

Hingga akhir tahun, Eko optimistis akan bisa memproduksi 2,8 juta ekor parent stock (PS) atau produk akhir sekitar 400 juta final stock (FS). Eko yakin target ini dapat tercapai karena sudah mempersiapkan seluruhnya dengan matang.

Sampai saat ini, Eko membeberkan Berdikari sedang mempersiapkan pendanaan serta mencari investor yang strategis. Pasalnya, perusahaan ini membutuhan Rp 500 miliar untuk bisnis perunggasan ini. Menurut Eko, saat ini dana yang sudah tersedia sekitar 20%-30% dari total dana yang dibutuhkan. "Kami masih butuh 70%-80%nya," tutur Eko.

Eko berharap, dengan masuknya BUMN dalam bisnis perunggasan ini, akan bisa membantu menjaga stabilitas harga dan kepastian peternak, khususnya peternak mandiri. Sementara dengan adanya kemitraan akan membantu menyediakan DOC dan pakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×