kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Berdikari targetkan produksi 100.000 sapi


Selasa, 03 April 2012 / 21:55 WIB
Berdikari targetkan produksi 100.000 sapi
ILUSTRASI.


Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Berdikari terus meningkatkan investasi di sektor peternakan sapi pada tahun ini. Lihat saja, untuk meningkatkan produktivitas bibit sapi, Berdikari telah membeli lahan di Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sumatera untuk menambah populasi sapi sebanyak 50.000 ekor tahun ini.

Tanpa mengatakan berapa luasnya, Librato El Arif, Direktur Utama PT Berdikari mengatakan, sebenarnya perusahaannya mentargetkan peningkatan populasi sapi lebih banyak. "Kalau bisa 100.000 ekor," katanya, Senin (2/4). Yang pasti, lahan baru Berdikari tersebut akan menambah luas kepemilikan lahan perusahaan.

Saat ini Berdikari telah memiliki lahan peternakan seluas 6.800 hektare (ha), dengan populasi sapi sebanyak 12.000 ekor. Sapi-sapi tersebut berada di Sidenreng Rapang (Sidrap), Sulawesi Selatan.

Librato menambahkan, perusahaannya akan menggenjot produksi sapi karena populasi sapi lokal masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi. Apalagi, pemerintah telah menurunkan kuota impor sapi bakalan dan daging sapi beku tahun ini. "Ini peluang pasar tersendiri dan mengurangi ketergantungan impor sapi" katanya.

Soal berapa investasi yang dibutuhkan, Librato tidak mau mengatakan keseluruhan. Hanya saja dia merinci, dibutuhkan dana sekitar Rp 3 juta per ekor untuk membangun kandang. Perusahaan juga harus mengeluarkan dana Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per ekor untuk membeli bibit sapi bakalan. Selain sapi lokal, Berdikari juga memenuhi kebutuhan bibit sapi dari impor.

Berdikari adalah perusahaan pelat merah yang juga memiliki bisnis perdagangan insektisida, herbisida, fumigasi atau peptisida, pupuk hingga aspal. "Selama ini trading dan logistik menjadi penyumbang terbesar hingga 60%-70% bisnis kami," kata Librato.

Selain sapi, Berdikari juga berencana meningkatkan produksi jagung di lahan yang kini ditanami kapas. Johny Liano, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) menyambut baik langkah Berdikari menggenjot produksi bibit sapi. "Selama ini, masalah paling krusial itu pembibitan sapi," katanya.

Menurutnya, selain Berdikari, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) juga akan mengembangkan pembibitan sapi bakalan sekitar 100.000 ekor per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×