Reporter: J. Ani Kristanti, Sofyan Nur Hidayat, Surtan PH Siahaan | Editor: Imanuel Alexander
Sejumlah ruas tol baru dengan total panjang 1.005 kilometer direncanakan pemerintah. Namun, hingga kini, pembangunan yang ditargetkan rampung pada 2014 itu tak semua berjalan mulus. Ada pemilik konsesi yang benar-benar ingin memenuhi target, ada pula yang masih jalan di tempat.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ahmad Gani Gazali mengakui bahwa jalan tol yang ada di Indonesia tertinggal jauh dari Malaysia, India, dan Korea. Sebagai perbandingan, negeri jiran yang baru membangun tol sejak 1985 sudah memiliki jalan tol sepanjang 3.500 kilometer (km). Padahal, Indonesia yang tujuh tahun lebih awal membangun jalan tol baru punya ruas tol sejauh 774 km.
Ahmad menyebutkan, proyek jalan tol di negeri tetangga berjalan mulus lantaran ada jaminan dari pemerintah supaya investor tak merugi. Di Korea, misalnya, andai dalam rencana bisnis pemerintah menyebutkan akan ada 10.000 kendaraan yang melintas. Namun, jika ternyata hanya melintas 5.000 kendaraan per hari, pemerintah akan menanggung 3.000 kendaraan. “Jadi, kerugian investor hanya 2.000 kendaraan atau sekitar 20%,” jelas Ahmad.
Ahmad berharap, viability gap fund (VGF) yang tengah digodok Kementerian Keuangan segera terwujud untuk menjamin pembangunan infrastruktur yang kurang feasible, seperti yang sudah diterapkan negara lain sejak lama. “Selama ini, pendekatan kita hanya dari sisi bisnis, lelang. Risiko tanggung sendiri,” katanya.
Sekadar mengingatkan, VGF adalah dana talangan yang disediakan oleh pemerintah untuk proyek-proyek infrastruktur. Dana ini khusus ditujukan untuk proyek yang tidak memiliki keuntungan besar atau memiliki waktu balik modal yang lama. Tujuannya supaya investor masih tetap tertarik mengikuti tender tersebut.
***Sumber : KONTAN MINGGUAN 04 - XVII, 2012 Laporan Utama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News