kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berikut Strategi Garuda Maintenance Facility (GMFI) Atasi Under Capacity


Selasa, 05 Juli 2022 / 15:46 WIB
Berikut Strategi Garuda Maintenance Facility (GMFI) Atasi Under Capacity
ILUSTRASI. Kegiatan di hanggar Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) melihat prospek bisnis Maintenance Repair Operator (MRO) semakin terbuka di tahun ini. Meski begitu, saat ini GMFI mengalami under capacity lantaran permintaan (demand) lebih banyak dari kapasitas yang ada. 

VP Corporate Secretary and Legal PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI), Rian Fajar Isnaeni memaparkan bisnis MRO mulai naik sejalan dengan peningkatan jumlah penerbangan. 

“Hal ini semakin dipertegas dengan angka penerbangan domestik yang kini juga tengah meningkat tajam. Banyaknya pesawat yang kembali beroperasi setelah sekian lama grounded akibat pandemi menandakan kembali hadirnya potensi yang dapat digarap bagi MRO,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/7). 

Adapun dengan adanya proses PKPU Garuda Indonesia, pihaknya menilai, akan mendatangkan potensi tambahan bagi GMFI yakni permintaan reaktivasi pesawat Garuda Indonesia dan Citilink. 

Baca Juga: PP Properti (PPRO) Jual Saham BIJB Aerocity 11,7% ke Manakib Rezeki

Reaktivasi pesawat ini adalah implementasi dari business plan yang disampaikan kepada para kreditur pada proses PKPU sekaligus sebagai upaya menjaga service ability pesawat Garuda Indonesia dan Citilink.

“Sehingga dengan tangan terbuka GMFI akan siap mendukung misi reaktivasi pesawat tersebut,” ujarnya. 

Namun saat ini GMFI dikatakan mengalami under capacity lantaran permintaan (demand) lebih banyak dari kapasitas yang ada. Rian membenarkan hal tersebut dan menurutnya ini menandakan tren perbaikan positif dari industri aviasi, baik regional maupun dunia. Perbaikan tersebut pun mendorong lahirnya peningkatan permintaan reaktivasi pesawat yang telah lama grounded agar dapat dioperasikan kembali maupun perawatan rutin lainnya.

Sebagai upaya untuk mengatasi under capacity tersebut, GMFI melakukan optimalisasi slot maintenance dan resources semisal manpower, material, tools, dan lainnya. 

“Selain itu, perseroan juga akan menjalin kerja sama dengan MRO dalam negeri untuk memaksimalkan penyerapan pasar,” ujarnya. 

Di tengah peluang tersebut, Rian mengungkapkan masih ada tantangan yang dirasakan oleh GMFI yakni menyiapkan kapasitas hanggar yang mampu mengakomodasi permintaan perawatan dari customer.

Baca Juga: Dihantui Kenaikan Suku Bunga, Simak Strategi Puradelta Lestari (DMAS)

Selain itu, menimbang kondisi airlines yang juga tengah melakukan pembenahan finansial sehingga GMFI perlu menyiapkan anggaran maintenance yang memadai agar mampu menyelesaikan permintaan perawatan pesawat dengan kualitas dan turn around time yang terjaga. 

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, GMFI membidik pendapatan senilai US$ 39 juta di sepanjang 2022 atau meningkat 50% dari pencapaian 2021. 

Adapun pada kuartal I 2022, GMFi mendapatkan dua pelanggan baru yakni Jindi South Jambi B Co. Limited dari bisnis segmen Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) dan K-Mile Air dari segmen Air Cargo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×