kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.602   0,00   0,00%
  • IDX 7.991   74,90   0,95%
  • KOMPAS100 1.104   13,39   1,23%
  • LQ45 786   13,46   1,74%
  • ISSI 282   0,05   0,02%
  • IDX30 409   8,43   2,10%
  • IDXHIDIV20 461   8,68   1,92%
  • IDX80 122   1,35   1,12%
  • IDXV30 130   1,31   1,01%
  • IDXQ30 130   2,43   1,91%

Berlina (BRNA) targetkan peningkatan penjualan 9,93% tahun ini


Jumat, 21 Juni 2019 / 15:48 WIB
Berlina (BRNA) targetkan peningkatan penjualan 9,93% tahun ini


Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Berlina Tbk (BRNA) menargetkan peningkatan penjualan sebesar 9,93% pada tahun 2019 atau sebesar Rp 1,31 triliun.

Mengutip laporan keuangan perseroan, pada tahun 2018 lalu penjualan perusahaan tercatat sebesar Rp 1,31 triliun. Demi mencapai target tersebut, perusahaan terus memaksimalkan kinerja lewat kerjasama dengan sejumlah pihak.

Chief Financial Officer BRNA Firman Wahyudi dalam agenda paparan publik di Jakarta bilang BRNA bekerjasama dengan sejumlah pihak antara lain Danone, MJB Farma, dan Pertamina.

"Total serapan capex lewat proyek kerjasama mencapai Rp 127 miliar," jelas Firman, Jumat (21/6). Sayangnya Firman tak mau merinci seputar besaran kontrak kerjasama yang diperoleh BRNA termasuk Capex yang disiapkan untuk tahun 2019.

Di sisi lain, Presiden Direktur BRNA Yerry Goei menyebut belanja modal bersumber dari pinjaman perbankan dan internal cash flow perseroan. "80% dari pinjaman dan 20% dari kas perseroan," sebut Yerry.

Sekadar informasi, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRNA, terjadi perubahan susunan direksi. Presiden Direktur sebelumnya Widya Noerlan digantikan oleh Yerry Goei. Selain itu, Haryudianto yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Independen secara resmi tidak lagi menempati posisi tersebut.

Yerry menyebut ke depannya perseroan tidak menutup kemungkinan untuk mencari sumber pendanaan lain jika ada proyek yang dirasa sesuai. "Bisa leasing, perbankan, internal cash flow atau opsi penerbitan obligasi," jelas Yerry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×