kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bersinergi dengan Garudafood, Mulia Boga (KEJU) yakin tumbuh positif di tahun depan


Jumat, 18 Desember 2020 / 15:38 WIB
Bersinergi dengan Garudafood, Mulia Boga (KEJU) yakin tumbuh positif di tahun depan
ILUSTRASI. Keju Prochiz produksi PT Mulia Boga Raya Tbk


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen keju, PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) optimistis memperlebar pasar produknya, apalagi setelah diakuisisi oleh salah satu grup besar consumer goods yakni PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD). Diharapkan KEJU dapat bersinergi dengan induk usahanya untuk menggenjot kinerja bisnis perusahaan di masa mendatang.

Paulus Tedjosutikno, Direktur Utama KEJU mengatakan, salah satu sinergi dengan Garudafood ialah berkaitan dengan aspek procurement barang yang lebih efisien. Selain itu, integrasi dengan raksasa bisnis consumer goods itu tampaknya juga akan mendorong pengembangan distribusi produk KEJU.

Apalagi KEJU diketahui tidak hanya menjual produk di pasar domestik namun juga ekspor. "Saat ini ekspor kami baru di Asean, dan belum semua negara di regional itu masuk, seperti misalnya Singapura. Kami tengah menjajaki potensi ekspor ke sana, begitu pula dengan negara Asia lainnya," terang Paulus saat paparan publik, Jumat (18/12).

Adapun dari segi kontribusi, pasar ekspor diperkirakan masih sangat kecil dan belum berdampak terlalu signifikan bagi KEJU. Manajemen KEJU bilang, di tahun depan pasar domestik masih akan mendominasi perolehan pendapatan.

"Untuk itu, kami telah bekerja sama dengan 42 distributor. Jaringan penjualan kami juga telah menembus 90 kota di Indonesia," kata Paulus.

Baca Juga: Menanti Berkah Libur Akhir Tahun, Simak Rekomendasi Saham ICBP, MYOR, dan KEJU

Sampai dengan kuartal III tahun ini, penjualan domestik menyumbang 97%, sedangkan sisanya 3% diisi oleh pasar ekspor.

Mengenai proyeksi pertumbuhan sampai akhir tahun dan di tahun depan, manajemen KEJU mengaku, karena masih masa peralihan dari manajemen lama ke manajemen baru pasca akuisisi, maka finalisasi target masih dikaji, begitupula dengan anggaran belanja modalnya.

Yang terang, KEJU optimistis di tahun depan mampu bertumbuh di atas rata-rata pertumbuhan sektor consumer goods saat itu. Strategi yang akan diterapkan KEJU dengan cara menelurkan produk-produk baru yang sesuai dengan aspirasi pelanggannya, mengenai detilnya masih dirahasiakan.

Tahun depan, pandemi Covid-19 diyakini masih mempengaruhi melemahnya daya beli masyarakat. Tapi, kata Paulus, masih ada peluang yang bisa digali, yakni dengan kebiasaan berada di rumah selama pandemi maka kebutuhan bahan makanan ada kesempatan naik salah satunya produk keju yang biasanya jadi tambahan masakan.

Berkaca pada laporan keuangan, sampai dengan kuartal ketiga tahun ini, pendapatan bersih KEJU tercatat turun 2,8% secara tahunan menjadi Rp 687,78 miliar. Paulus mengaku penurunan tercatat akibat penerapan kebijakan akuntansi yang baru di tahun 2020 ini.

Jika kebijakan akuntansi yang baru belum diterapkan pada laporan keuangan itu, ia mengklaim perseroan masih mampu menorehkan pertumbuhan pendapatan bersih sekitar 10% di kuartal ketiga tersebut secara tahunan.

Terlepas dari penurunan pendapatan yang tercatat tersebut, beban pokok penjualan perseroan di kuartal ketiga tahun ini menyusut kurang dari 1% secara tahunan menjadi Rp 459,53 miliar. KEJU juga memperoleh penurunan beban penjualan 45,6% secara tahunan menjadi Rp 68,76 miliar di triwulan ketiga tahun ini.

Alhasil, laba bersih KEJU sampai akhir September tahun 2020 tercatat naik 77,6% menjadi Rp 119,18 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 67,1 miliar.

Sepanjang kuartal ketiga tahun ini, penjualan produk keju jenis blok mendominasi pendapatan sekitar 87%, sedangkan sisanya diisi oleh produk keju slice dan mayonaise.

Selanjutnya: Garudafood (GOOD) memprediksi serapan capex hingga akhir 2020 hanya mencapai 83%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×