Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, mengatakan bahwa biaya atau cost bahan bakar menyumbang 30-35 persen dari rata-rata biaya operasional di sektor pertambangan.
Dengan besarnya biaya yang dikeluarkan, IMA menuruh Hendra melihat adanya potensi penggunaan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) sebagai solusi pertambangan.
“Kendaraan listrik bisa menjadi solusi, khususnya untuk menekan biaya bahan bakar di sektor pertambangan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (02/09/2025).
Adapun, Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Julian Ambassadur menjelaskan bahwa penerapan kendaraan listrik di sektor tambang merupakan bagian dari praktik good mining practices yang berorientasi pada keberlanjutan.
“Penggunaan EV di kawasan pertambangan bukan hanya mendukung efisiensi dan daya saing industri, tetapi juga menunjukkan komitmen sektor pertambangan dalam mendukung agenda transisi energi nasional,” ujarnya.
Baca Juga: Gandeng PGN, NHM Manfaatkan Energi Bersih dan Ramah Lingkungan untuk Operasional
Senada, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menegaskan bahwa penerapan kendaraan listrik di sektor pertambangan memiliki peran strategis dalam mendukung efisiensi energi sekaligus mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) negara.
“Dengan kendaraan listrik, perusahaan tambang bisa lebih berkontribusi terhadap penciptaan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan,” lanjutnya.
Untuk mendukung implementasi kendaraan listrik, Kementerian ESDM bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dan mitra strategis, termasuk Lembaga Climate Institute (LCI), telah menyusun National Charging Infrastructure Roadmap.
Peta jalan ini menegaskan bahwa pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) harus difokuskan pada wilayah rural atau terpencil, termasuk kawasan pertambangan, untuk menjamin akses energi bersih yang merata.
Baca Juga: Pembangunan Pabrik EV Makin Masif, GAIKINDO Prediksi Bakal Meluas ke Hybrid
Meski menghadapi tantangan berupa ketersediaan infrastruktur pengisian daya, kebutuhan adaptasi teknologi, serta investasi awal yang cukup besar, penerapan EV diyakini mampu memberikan manfaat jangka panjang baik bagi industri maupun masyarakat.
Julian disisi lain menyebut, bahwa Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara terus mendorong seluruh pemangku kepentingan di sektor pertambangan untuk terus berinovasi, berkolaborasi, serta berbagi pengalaman dalam penerapan teknologi ramah lingkungan.
“Transisi energi adalah agenda bersama. Dengan inovasi dan kolaborasi, kita dapat memastikan bahwa sektor pertambangan tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi, tetapi juga membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” pungkas Julian.
Baca Juga: Pemerintah Menetapkan Harga Patokan Mineral, Begini Pengaruhnya ke Pertambangan
Selanjutnya: Ditopang Kinerja Sewa Menara, Simak Rekomendasi Saham TOWR
Menarik Dibaca: 5 Aturan Emas Warren Buffett untuk Menghindari Jebakan Keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News