Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) mendukung program hilirisasi di sektor besi dan baja yang direncanakan pemerintah.
Corporate Affairs Director Gunung Raja Paksi Fedaus menyampaikan, keberadaan hilirisasi dapat berdampak positif berupa peningkatan kapasitas produksi pabrik baja nasional, termasuk kapasitas yang dimiliki GGRP.
Salah satu bentuk dukungan GGRP terkait hilirisasi adalah perusahaan ini sudah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk baja yang dijual di pasar dalam negeri. Perusahaan ini juga memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang disyaratkan oleh pemerintah sehingga dapat membantu untuk memajukan industri bajar domestik.
GGRP pun turut merambah industri hijau yang mana implementasinya berupa proses produksi baja perusahaan yang betul-betul memperhatikan emisi karbon rendah dan lebih ramah lingkungan. Selain itu, GGRP juga telah memperoleh sertifikasi Environment Product Declaration (EPD) khusus untuk ekspor produk ke Australia dan Selandia Baru.
“Baru Gunung Raja Paksi saja yang mendapat sertifikasi EPD untuk ekspor baja guna menyuplai pembangunan bangunan hijau di Australia dan Selandia Baru,” kata Fedaus, Kamis (19/1).
Baca Juga: Kadin: Prioritas Hilirisasi Bisa Dilakukan pada Sejumlah Komoditas Tertentu
Pada masa mendatang, GGRP berencana mengembangkan produk baja bersertifikasi EPD untuk diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa. Inisiatif ini coba dilakukan oleh GGRP karena kebutuhan terhadap baja yang ramah lingkungan akan meningkat pada masa depan. Hal ini sejalan dengan negara-negara maju yang sangat memperhatikan masalah perubahan iklim.
Bukan hanya itu, GGRP telah mendeklarasikan peta jalan Environmentak, Social, & Governance (ESG) Handbook sejak Oktober 2022 yang terdiri dari 5 pilar.
Di antaranya pengadaan yang bertanggung jawab (responsible procurement), kepatuhan terhadap lingkungan dan sosial (environmental & social compliance), solusi transisi energi dan rendah karbon (energy transition & low-carbon solutions), kontribusi untuk bertanggung jawab pada pengelolaan lingkungan (contributing to responsible environmental management), dan pembinaan bakat (nurturing talent).
Seperti diketahui, pemerintah berencana memperluas hilirisasi menjadi 21 komoditas yang dikembangkan secara bertahap hingga tahun 2035 mendatang. Ke-21 komoditas yang hendak didorong hilirisasinya antara lain batubara, nikel, timah, bauksit, tembaga, besi dan baja, dan emas.
Berikutnya, terdapat rencana hilirisasi aspal, minyak bumi, gas bumi, sawit, kelapa, karet, biofuel, kayu log, getah pinus, udang, perikanan, rumput laut, dan garam.
Baca Juga: Permintaan Produk Hilir Sawit Meningkat, Produsen CPO Gencar Ekspansi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News