Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten garmen dan tekstil, khususnya produk pakaian dalam yaitu GT Man, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) optimistis akan memperbaiki kinerja di tahun ini.
Pasalnya, secara umum bisnis tekstil termasuk dalam industri yang cukup mengalami tantangan dan masa yang berat selama masa pandemi. Sejak pertengahan 2022, industri ini mengalami masalah berupa turunnya pemesanan dari pasar ekspor membuat produksi berkurang hingga memicu badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Direktur Ricky Putra Globalindo, Tirta Heru Citra mengatakan, perusahaan tetap optimistis memperbaiki kinerja di tahun ini dengan menargetkan kenaikan penjualan.
"Kami masih optimis bisa memperbaiki kinerja di tahun 2023. Kami menargetkan kenaikan penjualan 5-10% di tahun ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (11/9).
Baca Juga: Anak usaha Sunindo Pratama (SUNI) Raih Kredit Senilai Rp 63 Miliar
Tirta menerangkan, RICY masih mengharapkan kinerja bertumbuh dari penjualan domestik dan berusaha memaksimalkan ekspor market ke Jepang. Selain itu, perusahaan juga meluncurkan produk baru di tahun ini berupa pakaian dalam seamless (pakaian dalam pria tanpa jahitan).
Sebagai informasi, produsen underwear merek Gt-Man ini mencatatkan kinerja berbalik untung senilai Rp 6,33 miliar pada semester I-2023, dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya dengan mencetak rugi Rp 8,13 miliar.
Kinerja yang berbalik menjadi untung ini ditopang oleh faktor penurunan beban dan efisiensi perusahaan yang lebih baik, seperti penurunan beban penjualan, beban umum dan administrasi, dan beban lain-lain.
Penurunan sejumlah beban tersebut menjadikan RICY berhasil mencetak laba sebelum pajak menjadi Rp 8,28 miliar sampai Juni 2023, dibandingkan periode sama tahun lalu dengan rugi sebelum pajak senilai Rp 5,38 miliar.
Mengutip laporan kinerja keuangan RICY di semester I-2023, penjualan bersih mencapai Rp 425,93 miliar, dibandingkan periode yang sama di tahun lalu senilai Rp 612,93 miliar. Penurunan penjualan juga diikuti dengan penurunan harga pokok penjualan.
RICY membukukan penghasilan lain sebesar Rp 31,488 miliar atau melonjak 520% dibanding semester I-2022.
Baca Juga: Bidik Penjualan Rp 33 Triliun di 2023, Ini Strategi Kalbe Farma (KLBF)
Sampai semester I-2023, total aset RICY turun tipis menjadi Rp 1,62 triliun, dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 1,63 triliun. Sedangkan total liabilitas turun dari Rp 1,40 triliun menjadi Rp 1,38 triliun.
Sementara itu, total kewajiban berkurang 1,1% dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp 1,388 triliun. Pada sisi lain, jumlah ekuitas bertambah 2,9% dibanding akhir Desember 2022 menjadi Rp 241,29 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News