Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) membidik penjualan neto sebesar Rp 430,20 miliar di tahun 2022 mendatang. Angka ini meningkat sebesar 173,97% dibandingkan target penjualan yang dibidik di tahun 2021 senilai Rp 157,02 miliar.
Sebagai gambaran, hingga kuartal III-2021, Sky Energy tercatat membukukan penjualan neto sebesar Rp 117,76 miliar. Menyusut 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 189,96 miliar. Penjualan neto perusahaan pada periode Januari-September 2021, terdiri dari penjualan lokal senilai Rp 66,40 miliar (56%) dan penjualan ekspor Rp 51,36 miliar (44%).
Direktur Utama Sky Enegry, Christoper Liawan mengatakan, baik pasar domestik maupun ekspor keduanya sama-sama diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan penjualan di tahun depan. Di mana, untuk pasar ekspor ditargetkan mencapai Rp 430,20 miliar, dan pasar domestik sebesar Rp 105,20 miliar.
Baca Juga: Sky Energy (JSKY) Bidik Penjualan Ekspor Tumbuh Dua Kali Lipat pada Tahun Depan
"Saya berharap di tahun 2022 kami bisa balik ke kondisi sebelum pandemi, dan ke depannya bahkan kami bisa growth melewati penjualan sebelum pandemi," ungkap Christoper, dalam Paparan Publik Virtual, Rabu (22/12).
Nah, seiring dengan pertumbuhan penjualan, laba bersih di tahun depan juga diproyeksikan akan meningkat signifikan dibandingkan pencapaian tahun ini. JSKY menargetkan secara konservatif porsi laba bersih berkisar antara 5%-6% dari total penjualan perusahaan di tahun 2022 nanti.
Christoper menilai, solar panel merupakan bisnis masa depan. Sehingga prospek bisnisnya sangat terbuka lebar seiring dengan perkembangan pemanfaatan renewable energy, baik di Indonesia maupun secara global.
Untuk memaksimalkan laju bisnis di tahun depan, ada beberapa upaya yang akan dilakukan oleh perusahaan. Salah satunya lewat investasi dua plant baru, yakni Plant Bitung dan juga Plant Korin. Keduanya akan menambah kapasitas 130 MW, dengan rincian 30 MW berasal dari Plant Bitung sedangkan 100 MW sisanya di Plant Korin.
Pihaknya belum bisa bicara detail terkait nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun dua plant anyar tersebut, lantaran masih dalam tahap perhitungan. Yang terang Christoper bilang, kedua plant ini ditargetkan akan mulai beroperasi pada April 2022 (Plant Bitung) dan Juni 2022 (Plant Korin).
"Nilai investasi yang digunakan kami sedang melakukan perhitungan jadi belum bisa dipastikan, karena baru final di Januari untuk total investasinya," jelas Christoper.
Selain itu, JSKY juga kini tengah berupaya melengkapi berbagai sertifikasi untuk produk mereka, sehingga dapat lebih bersaing di pasar ekspor. Baik dari sisi harga yang kompetitif dan juga kualitas produk berstandar internasional.
Dia berujar, perusahaan sedang melakukan sertifikasi UL dan IEC. Sehingga di tahun 2022, produk JSKY bisa masuk ke pasar ekspor yang sebelumnya tidak bisa ditembus tanpa sertifikasi UL dan IEC.
"Jadi negara-negara yang sebelumnya tidak bisa masuk, karena tidak memiliki sertifikasi tersebut kami akan masuk. Rencanaya sertifikasi ini akan selesai pada bulan Maret 2022, sehingga di tahun depan, masih ada sembilan bulan untuk masuk ke pasar ekspor yang sebelumnya tidak bisa masuk," ujarnya.
Berdasarkan materi paparan publik, JSKY sudah memasok produknya ke beberapa wilayah. Di antaranya, Singapura, Jepang, China, Afrika, Jerman, Finland, Amerika Serikat dan juga Kanada. Tak hanya itu, di tahun 2022 hingga ke depannya, JSKY juga akan memanfaatkan beberapa program pemerintah yang berkaitan dengan renewable energy.
Di antarnya program konservasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan (PL EBT), pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, serta pembangunan PLTS Apung pada eksisting pembangkit listrik waduk atau danau.
"Kami harapkan dari planning pemerintah tersebut, ada yang bisa dibuka dan tendernya dijalankan di tahun 2022. Kami tentunya akan support dan ikut tender tersebut, dan harapannya kami bisa jadi satu-satunya manufaktur yang ada di Indonesia yang bisa ikut partisipasi dalam program-program pemerintah," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News