kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bio Farma akan tambah kapasitas vaksin Covid-19 menjadi 350 juta dosis di 2022


Jumat, 12 November 2021 / 19:14 WIB
Bio Farma akan tambah kapasitas vaksin Covid-19 menjadi 350 juta dosis di 2022
ILUSTRASI. Botol vaksin?Covid-19 berlogo Biofarma saat vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan oleh warga RW 013, Villa Cinere Mas, Tangerang


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bio Farma (Persero) merencanakan akan menambah kapasitas produksi vaksin Covid-19 menjadi 350 juta dosis di 2022.

CEO Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pihaknya agak kewalahan untuk memroduksi vaksin karena Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin di Indonesia. Dia bilang, untung saja kemarin dibuka 'sparring partner'.

"Kapasitas produksi Bio Farma memang besar tapi untuk semua vaksin yakni sebanyak 3 miliar dosis per tahun. Sedangkan untuk vaksin Covid-19 sebesar 250 juta dosis per tahun," jelasnya dalam acara CEO Live Series #1 supported by Eka Hospital, bertajuk “Healthcare Industry Post Pandemic” di Jakarta, Rabu (10/11).

Untuk menjawab tantangan ini, Bio Farma akan meningkatkan kapasitas produksi vaksin Covid-19 secara bertahap menjadi  350 juta dosis sampai 500 juta dosis per tahun dari yang saat ini 250 juta dosis per-tahun.

Baca Juga: KPPU: Jangan ada praktik bundling pelayanan tes PCR

"Tahun depan akan tambah 100 juta dosis jadi 350 juta dosis per tahun, dan dalam dua tahun mungkin saja bisa menjadi 500 juta dosis per tahun. Tetapi kami ingin fasilitasnya fleksibel, mungkin saja tahun depan pandemi Covid-19 selesai sehingga fasilitas produksi bisa untuk memproduksi produk berbasis bioteknologi lainnya," ujarnya.

Meskipun tidak memerinci vaksin apa persisnya yang akan diproduksi, melansir catatan sebelumnya, Bio Farma menargetkan bisa memproduksi vaksin BUMN pada April atau Mei 2022 mendatang.

Honesti mengungkapkan, banyak pengembang vaksin yang mau memproduksi di Bio Farma. Misalnya saja, AstraZeneca yang sejak awal mencari Bio Farma untuk produksi vaksin.

Namun, karena kapasitas produksi Bio Farma sudah penuh dan sedang fokus produksi vaksin kerja sama Sinovac dan di tahun depan vaksin BUMN, maka AstraZeneca memroduksi vaksinnya di Thailand.

Namun, Honesti melihat permasalahan kurangnya kapasitas ini sebagai nice problem karena meskipun ada masalah terdapat peluang yang bagus juga. Tidak hanya peluang membantu pemerintah tapi juga grow story ke depan.

Untuk meningkatkan kompetensi Bio Farma di masa yang akan datang, Honesti bilang, Bio Farma juga mengikuti perkembangan teknologi khususnya platform-platform baru dalam pengembangan vaksin.

Baca Juga: Jangka menengah panjang, Bio Farma akan bangun pabrik bioteknologi skala besar

Misalnya saja, saat ini Bio Farma sudah memproduksi virus dengan platform  inactivated virus, ke depannya induk holding farmasi BUMN ini akan mengembangkan vaksin melalui platform-platform lainnya semisal messenger-RNA (mRNA) .

"Banyak platform baru yang belum dimiliki Bio Farma misalnya mRNA. Strategi yang kami lakukan adalah kerja sama dengan technology owner misalnya saja Moderna, Astra Zeneca, dan lainnya. Itulah cara cepat. Kita bangun kompetensi di sini, fasilitas dibangun, orang-orang dididik, investasi, dan lainnya," ujarnya.

Tak hanya itu,  Bio Farma telah membuat roadmap jangka menengah-panjang untuk membangun fasilitas berbasis bioteknologi skala besar bersama dengan beberapa investor. Nantinya, fasilitas ini tidak hanya memproduksi vaksin, tetapi juga produk biosimiliar, stemcell, dan lainnya.

Selanjutnya: Ini hambatan yang dialami PUPN saat tagih piutang negara dari debitur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×