kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,02   3,68   0.41%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biro wisata online ancam bisnis biro konvensional


Senin, 27 Oktober 2014 / 10:50 WIB
Biro wisata online ancam bisnis biro konvensional
ILUSTRASI. PT ABM Investama Tbk (ABMM) bakal membagikan dividen sebesar US$ 75 juta atau setara dengan Rp 1,1 triliun.


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Bisnis biro perjalanan online kini mulai mencuri perhatian publik. Kemudahan yang ditawarkan ketika hendak merencanakan perjalanannya membuat sebagian orang merasa lebih nyaman ketimbang harus menyambangi kantor biro perjalanan. 

Belakangan keberadaan  pebisnis online ini  justru dianggap telah menggerus pendapatan biro perjalanan konvensional."Market share kami untuk domestik dan internasional yang saat ini 70%-80% mulai terganggu pada 2014 karena travel online," ungkap Asnawi Bahar Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) ke KONTAN beberapa waktu lalu.

Imbasnya, pendapatan biro perjalanan yang tergabung dalam Asita otomatis mengalami penurunan. Berkurangnya pangsa pasar tersebut membuat pendapatan biro perjalanan berkurang antara 10% sampai 20%.

Walaupun tidak terlalu khawatir, Asnawi tetap meminta pemerintah untuk segera bertindak. Pihak regulator seharusnya mengecek terlebih dahulu mengenai status badan hukum dari biro perjalanan online yang ada. Ia menengarai kebanyakan pemain online baru tersebut tidak mengantongi izin resmi. "Kalau kami pakai izin lengkap dan mereka tidak, ini jelas tidak seimbang," ungkap dia.

Ia lantas mencontohkan persoalan akses data ke sistem tiket pesawat maskapai. Saat ini, semua biro perjalanan online bisa mengakses sistem tersebut. Padahal kondisi yang terjadi sebelumnya untuk dapat menjual tiket pesawat, setiap biro perjalanan harus menjadi anggota dan memenuhi prosedur dari International Air Transport Association (IATA).

Persoalan izin ini juga diamini Ferry Unardi, Managing Director Traveloka, perusahaan travel online. Ia menyarankan agar biro perjalanan online yang kini belum mengantongi izin resmi segera menyelesaikan persoalan perizinan. Selain itu juga ada baiknya pebisnis ini bergabung dengan Asita.

Namun agak sedikit berbeda, Panorama Group justru menilai kondisi yang terjadi saat ini adalah bentuk perkembangan sistem e-commerece yang mulai memasuki ranah bisnis biro perjalanan. 

Menurut AB Sadewa, Vice President Brand and Communication Panorama Group kondisi pasar sekarang ini sudah berubah ke era milenia dan dalam sistem e-commerce penjualan tiket memang dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada. "Ini masih debatable. Harusnya pemerintah segera mengatur persoalan izin untuk e-commerce," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×