kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisa hemat Rp 18 triliun, 10 juta rumah tangga tak dapat subsidi listrik 450 VA lagi?


Rabu, 04 November 2020 / 14:56 WIB
Bisa hemat Rp 18 triliun, 10 juta rumah tangga tak dapat subsidi listrik 450 VA lagi?
ILUSTRASI. Subsidi listrik di 2020


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Namun, verifikasi data masih perlu dilakukan. Saat ini, Rudy mengatakan bahwa sedang dilakukan pencocokan data antara DTKS dengan data yang dimiliki oleh PT PLN (Persero). Ada sekitar 18,9 juta rumah tangga yang sedang dicocokkan, yang hingga kini progresnya sudah mencapai 95%.

"Pencocokan dilakukan untuk 18.9 juta rumah tangga untuk seluruh pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA. Dari 18,9 juta itu, 95% berhasil dicocokkan," terang Rudy.

Secara terpisah, Sekretaris Eksekutif TNP2K Bambang Widianto membeberkan simulasi penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), jika subsidi tepat sasaran pada golongan 450 VA diberlakukan. Saat ini, pelanggan 450 VA mencapai 23,9 juta rumah tangga. Namun, yang berada dalam DTKS hanya 12,6 juta rumah tangga.

Artinya, ada sekitar 11,3 juta yang dapat dikeluarkan dari pelanggan subsidi 450 VA. Dengan rata-rata subsidi yang diterima sebesar Rp 78.699 per rumah tangga setiap bulannya, maka potensi penghematan APBN bisa mencapai 10,7 triliun.

Baca Juga: Ini masalah-masalah yang dihadapi PLN

"Barangkali kalau memungkinkan, dalam jangka pendek dapat segera dilakukan. Kita dapat melanjutkan kebijakan subsidi listrik tepat sasaran sesuai kebijakan 2017, tetapi ini untuk kelompok pelanggan 450 VA," terang Bambang dalam webinar yang digelar Selasa (3/11).

Usulan itu pun mendapatkan sambutan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Ubaidi Socheh Hamidi pun mengungkapkan bahwa pihaknya juga memiliki simulasi untuk menghitung pengurangan beban subsidi dan kompensasi listrik.

Simulasi dilakukan dengan menggunakan asumsi subsidi listrik pada APBN 2021. Dengan jumlah pelanggan 450 VA sebanyak 24,47 juta, subsidi listrik yang dianggarkan tahun depan untuk golongan ini mencapai Rp 30,46 triliun. Berdasarkan hasil pemadanan data PLN, pelanggan 450 VA yang termasuk dalam DTKS hanya sekitar 10 juta rumah tangga.

Jika hanya mensubsidi 10 juta rumah tangga yang tercantum dalam DTKS, maka subsidi yang perlu dikeluarkan untuk golongan 450 VA hanya sebesar Rp 12,45 triliun. Artinya, ada potensi penghematan APBN sebesar Rp 18,01 triliun jika kebijakan subsidi tepat sasaran dilanjutkan untuk golongan 450 VA.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×