kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   -14.000   -0,91%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Bisnis alat kesehatan di Indonesia meningkat


Kamis, 03 November 2016 / 16:45 WIB
Bisnis alat kesehatan di Indonesia meningkat


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pertumbuhan rumah sakit di kota-kota besar dan juga di daerah berdampak pada peningkatan kebutuhan peralatan rumah sakit. Itu sebabnya pelaku industri perlengkapan kesehatan menggenjot kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan.

Pete Read, CEO Global Growth Markets (GGM) mengatakan, jumlah RS swasta di Indonesia tumbuh 50% per tahun. Angkanya menyentuh lebih dari 700 rumah sakit di seluruh Indonesia. Jumlah RS di Indonesia, termasuk RS pemerintah mendekati 1.300 rumah sakit.

Exhibitor lokal, seperti D&V Medika melaporkan, peningkatan permintaan atas ranjang rumah sakit elektrik dan manual begitu besar sehingga para pemasok terkadang tak dapat memenuhinya. Jumlah ranjang rumah sakit di Indonesia saat ini adalah 280.000 ranjang. “Jumlah ini termasuk yang paling kecil di dunia jika dihitung berdasarkan rasio jumlah ranjang rumah sakit per populasi,” terang Pete berdasar keterangan tertulis yang diterima KONTAN, Kamis (3/11).

Berdasar data unit statistic keluaran WHO, permintaan ranjang rumah sakit diperkirakan akan meningkat sampai puluhan ribu hingga tahun 2020. “Namun, dengan terus meningkatnya permintaan yang kami terima, kami terkadang cukup kewalahan,” ujar managing partner D&V Medika, Vincent Lianto dalam keterangan yang sama.

Menurut GGM, lonjakan yang dialami industri layanan kesehatan nasional saat ini adalah yang terbesar di Indonesia, selain di Tiongkok dan India. Grup rumah sakit swasta lokal urutan pertama di Indonesia adalah Siloam Hospitals, yang saat ini mengoperasikan 20 rumah sakit di Indonesia. Siloam Hospitals berencana mengoperasikan 40 rumah sakit hingga akhir tahun 2017.

Kalbe Farma, salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, berencana membuka 20-25 klinik swasta setiap tahun di Jakarta dalam lima tahun ke depan. Sementara itu, Columbia Asia akan membuka tiga rumah sakit di Semarang. Rumah-rumah sakit lain di Indonesia yang meningkatkan investasi mereka sejak 2015 termasuk PT Mitra Keluarga Karya Sehat Tbk. Dan grup-grup seperti, Omni, Mayapada dan Sinar Mas, selain Prodia yang mengoperasikan laboratorium diagnosa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×