Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi produksi batubara di tahun ini bisa mencapai 775 juta ton atau lebih tinggi dari target semula yang ditetapkan pemerintah sebesar 694,5 juta ton.
Alhasil, semakin tingginya produksi batubara, perusahaan jasa angkutan curah ketiban berkahnya.
Ambil contoh di sepanjang tahun ini armada PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) yang sebanyak 38 unit kapal tunda, 33 kapal tongkang, dan 3 drane barge seluruhnya terutilisasi karena ramainya lalu lintas pengiriman batubara dan nikel.
Baca Juga: Prospek Emiten Multi Sektor Holding Diproyeksi Cerah, Cermati Rekomendasi Analis
Direktur Trans Power Marine, Rudy Setiono menyatakan, saat ini kapal-kapal yang ada sudah full utilized.
“Produksi batubara memang lebih tinggi di tahun ini dibanding tahun sebelumnya karena permintaan cukup banyak baik dari dalam maupun luar. Bahkan permintaan akan tongkang saat ini masih melebihi jumlah tongkang yang ada,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/12).
Begitupun di tahun depan, dia melihat permintaan batubara diprediksi akan semakin besar, sejalan dengan banyaknya smelter baru yang beroperasi.
Menurutnya, smelter tersebut masih membutuhkan batubara sebagai sumber energi. Dengan begitu lalu lintas pengiriman batubara antar pulau akan semakin tinggi.
Dia optimistis, TPMA bisa meningkatkan performa bisnis di tahun depan karena pihaknya akan menambah armada tongkang untuk memenuhi permintaan yang ada.
Baca Juga: IMA: Cadangan Batubara yang Dimiliki Indonesia Perlu Dimanfaatkan Secara Optimal
“Di tahun depan ada beberapa kontrak yang sekarang tetap berlanjut, sambil kami mencari kontrak baru yang potensial dan menguntungkan,” ujarnya.
TPMA juga akan mengoptimalkan utilisasi kapal dengan maksimal sehingga setiap kontrak yang didapat dapat dilayani dengan baik.
“Kami menargetkan pendapatan dan laba bisa tumbuh 10% sampai 20% di 2024 dengan melihat potensi-potensi ini,” tandasnya.
Emiten lain yang juga ketiban berkah dengan meningkatnya produksi batubara ialah PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS).
Dalam catatan Kontan.co.id, laju bisnis Hasnur Internasional Shipping terpantau positif hingga September 2023. Terjadi peningkatan jumlah muatan kargo sebesar 19,58% pada periode Januari-September 2023 menjadi 8,11 juta metrik ton (MT) kargo, dari 6,79 juta MT pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara komoditas, sebesar 98% muatan kargo masih didominasi oleh komoditas batubara, sedangkan sisanya mengangkut kargo gypsum dan kayu.
“Secara pendapatan kami saat ini optimistis kami bisa naik kurang lebih 8%-10% di akhir tahun nanti,” kata Investor Relation HAIS Ramadhany Andriyanto, dalam Paparan Publik Virtual, Rabu (6/12).
Baca Juga: Batubara Masih Bisa Digali 150 Tahun Lagi, Cadangan Capai 35 Miliar Ton
Sebagai salah satu upaya untuk mencapai pertumbuhan, Manajemen HAIS juga getol menambah jumlah armada milik sendiri atau ownership. Maklumlah, mayoritas kargo saat ini memang masih diangkut oleh kapal sewa.
Merujuk data internal perusahaan, secara total, HAIS memiliki 14 set kapal tunda & 14 tongkang yang beroperasi di seluruh Indonesia.
Manajemen HAIS memproyeksikan, akan ada tambahan satu set kapal lagi di kuartal keempat ini. Dengan begitu, pihaknya akan memiliki 15 set kapal tunda & kapal tongkang per akhir tahun 2023.
Setali tiga uang, Corporate Communication PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI), Hariman Chalid melihat permintaan jasa angkutan batubara masih berkelanjutan karena emas hitam ini masih menjadi kebutuhan dasar industri.
Baca Juga: Upaya Salam Pacific Indonesia Lines (SPILL) Jaga Ekosistem Pesisir
"Kami sudah mengantongi kontrak kerja baik jangka pendek dan panjang dengan konsumen. Jadi sudah ada jaminan volume angkut sekitar 80%–85% di 2023," ujarnya pada Rabu (23/8).
Dalam catatan Kontan.co.id, PSSI mengincar kenaikan kinerja kurang lebih 10% pada tahun ini dibanding realisasi tahun 2022.
Sebagai pembanding, berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PSSI membukukan pendapatan US$ 119,28 juta di sepanjang 2022. Dari raihan itu, PSSI mengantongi laba bersih US$ 42,20 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News