kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Bisnis hewan peliharaan booming, startup Petskita tangkap peluang pet economy


Rabu, 18 November 2020 / 16:16 WIB
Bisnis hewan peliharaan booming, startup Petskita tangkap peluang pet economy
ILUSTRASI. Petskita, startup yang menawarkan berbagai solusi dan kebutuhan hewan peliharaan dalam satu platform digital (website dan aplikasi) yang terintegras


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 menyebabkan kemunduran signifikan di hampir semua sektor bisnis. Namun, salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan positif adalah industri hewan peliharaan - atau yang kerap disebut Pet Economy.

Hadir sebagai pionir dalam sektor ini adalah Petskita, startup yang menawarkan berbagai solusi dan kebutuhan hewan peliharaan dalam satu platform digital (website dan aplikasi) yang terintegrasi.

Di Indonesia sendiri, 67% rumah tangga memiliki hewan peliharaan, dengan proporsi terbesar pada kucing (37%), burung (19%), ikan (16%), serta anjing (15%). Namun, ada beberapa masalah yang sering dihadapi para pecinta hewan di Indonesia.

Pertama, produk makanan, perawatan, dan aksesoris di toko-toko hewan masih sangat terbatas. Untuk pemilik hewan yang tinggal di daerah terpencil, mereka lebih susah mengakses produk-produk berkualitas untuk hewan kesayangannya.

Baca Juga: Ini tips memelihara ikan hias untuk para pemula

Kedua, jasa layanan perawatan hewan, seperti layanan salon atau penitipan, masih sangat konvensional dan kurang tersentralisasi. Ketiga, pemilik hewan di Indonesia juga belum terbiasa memantau pertumbuhan dan rekam kesehatan hewan peliharaan, karena belum ada platform yang mudah digunakan.

Melihat permasalahan ini, Petskita hadir memanfaatkan teknologi untuk menyediakan solusi yang terintegrasi dalam satu platform. Sejak bulan Mei 2020, Petskita telah meluncurkan Pet Marketplace dengan lebih dari 1.000 pilihan produk, mulai dari makanan hewan hingga gadget dan aksesoris.

Tidak hanya berfokus pada anjing dan kucing, startup asal Medan ini bahkan telah menyediakan produk untuk ikan, burung, kelinci, hingga hewan eksotik.

Marketplace seperti Petskita memudahkan semua Pet Parents (sebutan bagi pemilik hewan) memenuhi kebutuhan hewan kesayangan mereka secara online di masa pandemi.

Hanya dalam beberapa bulan, startup yang didirikan oleh Herpeiriati (CEO), Taufin Rusli (CTO), dan Gunawan Wahab (Managing Director) ini berhasil mendapatkan respon positif dari para pemilik hewan di Indonesia.

Dengan lebih dari 6.700 monthly active users (MAU), Petskita membukukan peningkatan penjualan sebesar 71% dalam tiga bulan pertama sejak pendiriannya.

“Sebagai sesama pecinta hewan, kami mendirikan Petskita dengan misi untuk merevolusi industri Pet Economy di Indonesia, agar kehidupan hewan peliharaan bisa menjadi lebih sejahtera, sehat, dan bahagia. Bagi kami, Petskita bukan hanya sekedar platform bisnis, namun lebih dari itu, kami ingin membentuk komunitas pecinta hewan terbesar di Indonesia,” ungkap Herpeiriati, CEO Petskita dalam keterangan persnya, Rabu (18/11).

Selain peluncuran marketplace, Petskita akan mendisrupsi Pet Economy dengan menciptakan ekosistem hulu ke hilir untuk semua kebutuhan hewan peliharaan.

Baca Juga: Indonesia kekurangan talenta digital, ini jurus perusahaan merekrut tenaga IT terbaik

Dalam waktu dekat, Petskita berencana meluncurkan sistem pemesanan online untuk menghubungkan Pet Parents dengan penyedia layanan hewan, seperti salon, tempat penitipan, klinik, lembaga pelatihan, hingga asuransi khusus untuk hewan peliharaan.

Lebih jauh, Petskita juga sedang mengembangkan My Pet ID, sebuah sistem identifikasi elektronik, di mana Pet Parents bisa memproses sertifikat kelahiran hewan secara online. Setelah terdaftar, My Pet ID memudahkan Pet Parents untuk mengisi dan memantau pertumbuhan serta rekam medis hewan peliharaan mereka.

Sistem My Pet ID akan terintegrasi dengan layanan Petskita, sehingga Pet Parents juga bisa mendapatkan rekomendasi produk yang tepat sesuai umur, kondisi, dan jenis hewan masing-masing.

“Di zaman sekarang, hewan peliharaan bukan lagi hanya bertugas untuk menjaga rumah. Namun lebih dari itu, mereka sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga sendiri. Karena itulah, kami ingin mengundang semua Pet Parents untuk bergabung dan berkontribusi dalam komunitas Petskita yang dinamakan @kitaforpets,” paparnya.

Selama 30 tahun terakhir, Pet Economy menjadi sektor yang terus mencatatkan pertumbuhan secara stabil. Terhitung sejak tahun 2016, mayoritas dari semua penduduk di dunia memiliki setidaknya satu hewan peliharaan.

Baca Juga: Untuk yang baru hobi berkebun, 9 tanaman hias ini beracun

Anjing masih menjadi hewan peliharaan favorit dengan tingkat kepemilikan 33%, disusul dengan kucing sebanyak 25%.

Berdasarkan data dari Euromonitor International, diperkirakan bahwa pasar untuk produk-produk hewan peliharaan akan mencatatkan pertumbuhan hingga 14% per tahunnya.

Sementara itu, potensi untuk industri layanan hewan peliharaan di Indonesia juga akan terus meningkat sebesar 7,1% per tahun. Ini membuktikan bahwa Pet Economy akan menjadi tren besar dan menarik hingga bertahun-tahun yang akan datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×