kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja industri bioetanol sulit untuk mekar


Selasa, 19 Juni 2012 / 16:46 WIB
Kinerja industri bioetanol sulit untuk mekar
ILUSTRASI. Surya Citra Media Tbk (SCMA) jadi salah satu penopang kinerja Elang Mahkota Teknologi (EMTK)


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Produksi Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis bioetanol sulit berkembang lantaran indeks harga yang ditetapkan pemerintah tahun 2009 lalu tidak memberikan margin keuntungan lumayan bagi produsen.

Akibatnya, sejak 2010 lalu, produsen bioetanol banyak yang tidak memproduksi bioetanol, meski sudah dimandatkan pemerintah. Berdasarkan rencana strategis Kementerian ESDM, penggunaan bioetanol diamanatkan sebesar 660.980 kiloliter (KL), kemudian tahun 2011 sebesar 694.000 KL, dan 2012 ini ditargetkan 244.000 KL.

Pemerintah melalui APBN 2012, menganggarkan subsidi bioetanol sebesar Rp 3.500 per liter dengan total dana Rp 854 juta.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) Paulus Tjakrawan mengatakan, tahun produksi dan penyerapan bioetanol bisa nol jika indeks harga baru tidak segera ditetapkan.

"Harga indeks yang dibuat tahun 2009 itu sudah tidak relevan lagi dengan harga sekarang," ujarnya kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Berdasarkan indeks yang ditetapkan tahun 2009 itu, kata dia, biaya produksi bioetanol bisa lebih mahal ketimbang harga jual ke konsumen. "Makanya, produsen tidak mau memproduksinya," ungkap Paulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×