kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,53   14,22   1.56%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTPN X bangun pabrik bioetanol di Mojokerto


Selasa, 29 Mei 2012 / 16:47 WIB
PTPN X bangun pabrik bioetanol di Mojokerto
ILUSTRASI. Rentetan cahaya terlihat sebagai sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, Jumat (14/5/2021). REUTERS/Amir Cohen.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

SURABAYA. PT Perkebunan Nusantara X serius menggarap industri hilir tebu dengan membangun proyek pengembangan bioetanol di Pabrik Gula Gempolkrep, Mojokerto, Jawa Timur.

Proyek ini, akan digarap bersama New Energy and Industrial Technology Development Organization Jepang. Rencana ini disampaikan oleh Direktur Utama PTPN X Subiyono di Surabaya, Selasa (29/5).

Menurut Subiyono, jumlah investasi pabrik tersebut mencapai Rp 467,79 miliar dengan skema pendanaan terdiri dari; hibah NEDO Jepang Rp 154 miliar dan dana PTPN X Rp 313,79 miliar.

Pabrik berkapasitas sekitar 330.000 kiloliter bioetanol per tahun ini akan mendapatkan bahan baku 120.000 ton molases atau tetes tebu dari pabrik gula PTPN X.

"PG yang terintegrasi dengan pabrik bioetanol sebagai upaya membangun model industri gula modern yang menggarap semua potensi dari hulu sampai hilir," kata Subiyono.

Saat ini, pembangunan tangki fermentor dan penyimpanan di area fermentasi pabrik telah tuntas, sehingga konstruksi pabrik di atas lahan 6,5 hektare (ha) selesai Oktober mendatang.

Proses pembangunan akan diawasi supervisor dari Saporo Engineering (SEG) Jepang. "Semua pembangunan pabrik memakai komponen lokal, kecuali bahan pelat tangki yang diimpor dari Jepang," ujarnya.

Setelah konstruksi selesai, akan dilakukan uji coba dan demonstrasi produksi hingga awal tahun depan. Pada Februari 2013, proyek akan diterminasi sebelum resmi beroperasi. Pabrik akan menghasilkan etanol fuel grade dengan tingkat kemurnian 99,5 %.

Pengembangan bioetanol adalah bagian dari diversifikasi usaha dan upaya mewujudkan industri berbasis tebu. Selama ini, kata dia, PG hanya menyuplai bahan baku bagian dari tebu ke pabrik lain yang mengembangkan produk turunannya. Sementara PG tidak mendapatkan nilai tambah optimal dari tebu yang diolahnya.

Bioetanol dipilih karena merupakan energi alternatif yang sangat berguna di tengah makin mahal dan terbatasnya energi minyak bumi. Pengembangan bahan bakar nabati, seperti bioetanol, sejalan dengan upaya negeri ini untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak. (Agnes Swetta Br. Pandia/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×