kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis lesu, Electronic City pangkas jumlah gerai


Jumat, 01 Juli 2016 / 06:00 WIB
 Bisnis lesu, Electronic City pangkas jumlah gerai


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menyusutnya daya beli masyarakat mengganggu kinerja pedagang elektronik. Seperti dialami PT Electronic City Indonesia Tbk. Perusahaan ini melaporkan penurunan penjualan di kuartal I-2016.

Merujuk laporan keuangan, emiten berkode saham ECII di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut, penjualan kuartal I-2016 tercatat Rp 403 miliar, turun 17% ketimbang periode yang sama tahun 2015 senilai Rp 486 miliar.

"Keadaan ekonomi makro kurang mendukung sektor ritel elektronik. Selain itu gejolak nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat ikut berperan," kata Made Agus Dwiyanto, Finance and Corporate Affairs Director Electronic City, Kamis (30/6), di Jakarta.

Penurunan penjualan Electronic City kuartal I-2016 melanjutkan penurunan penjualan yang terjadi tahun 2015. Tahun lalu, emiten dengan kode saham ECII melaporkan penurunan penjualan 20,04% menjadi Rp 1,78 triliun.

Daya beli konsumen yang melemah menyulitkan gerai Electronic City mengejar target penjualan. Alhasil, pada kuartal I-2016, ECII merugi Rp 6,68 miliar. Sementara periode yang sama tahun sebelumnya, ECII masih untung Rp 18,67 miliar.

"Penjualan tak mencapai target, sehingga kami harus menanggung beban operasi," terang Made. Untuk mengurangi beban operasi, Electronic City memutuskan mengurangi jumlah gerai.

Sepanjang kuartal I-2016, manajemen ECII memutuskan untuk menutup empat gerai yakni di Mal Pontianak, Ruko Taman Raja Lombok, Mal Ponorogo City Center dan Mal Bekasi Junction. Alhasil, total gerai yang dimiliki ECII berkurang menjadi 65 gerai dengan luas 65.031 meter persegi (m²).

"Manajemen akan melakukan analisa reguler berkala di masing-masing outlet, serta melakukan konsolidasi, terkait efisiensi di perusahaan," tambah Anita Angelina, Direktur Independen Electronic City.

Tak cukup sampai di situ, Electronic City berencana untuk menutup satu gerai lagi di semester kedua tahun ini. Gerai yang akan ditutup tersebut berlokasi di Mall Sunset, Bali. Sama dengan alasan penutupan gerai sebelumnya, penutupan gerai di Bali karena penjualan di gerai tersebut tidak bisa memenuhi target.

Meski beberapa gerai melaporkan penurunan penjualan, namun tak menyurutkan semangat manajemen ECII untuk bangkit. Salah satu cara yang dipersiapkan adalah, membuka gerai baru di lokasi yang memiliki potensi penjualan lebih baik. "Kami merencanakan ekspansi, tetapi dengan memperhitungkan waktu dan kondisi yang tepat," imbuh Made.

Dalam hitungan manajemen ECII, untuk membuka gerai baru di mal membutuhkan modal Rp 4 juta-Rp 5 juta per m². Sedangkan untuk membuka gerai baru (stand outlet) butuh dana Rp 8 juta-Rp 9 juta per m². "Stand outlet lebih mahal, karena kami terbebani biaya konstruksi," ujar terang Fery Wiraatmadja, Komisaris Independen Electronic City.

Dalam rencana ECII, pada semester kedua tahun ini, Electronic City akan membuka outlet di Jabodetabek. Namun Ferry bilang, rencana tersebut tergantung dengan perkembangan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×