Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kapasitas produksi PT Nippon Indosari Corporindo Tbk terus bertambah. Perusahaan yang terdaftar di bursa saham dengan kode ROTI ini berencana menambah lima hingga sepuluh lini produksi anyar. Dengan ekspansi itu, produksi roti ditargetkan meningkat 17,65%. Saat ini, produksi roti perusahaan ini mencapai 3,4 juta potong per hari.
Asal tahu saja, produsen roti bermerek Sari Roti ini memiliki 25 lini produksi dan delapan pabrik di enam lokasi. Tiga lokasi ada di Jawa, yakni di Cikarang (Bekasi), Semarang (Jawa Tengah), dan Pasuruan (Jawa Timur). Lokasi lain ada di Medan (Sumatra Utara), Palembang (Sumatra Selatan), dan Makassar (Sulawesi Selatan). "Sampai akhir tahun ini, kami harapkan total produksi dapat mencapai sekitar 4 jutaan potong per hari," ujar Stephen Orlando, Public Relation Nippon Indosari kepada KONTAN beberapa waktu lalu.
Stephen tak bilang berapa besar dana yang dikucurkan untuk penambahan lini produksi ini. Yang pasti, modal untuk membangun lini produksi baru itu sudah dibebankan sejak anggaran 2013.
Di tahun kuda kayu ini, Sari Roti ini menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 120 miliar. Nah, sampai Maret 2014, capex yang sudah terserap baru 30% atau sekitar Rp 36 miliar. Perusahaan ini membelanjakan dana tersebut untuk perbaikan dan pemeliharaan pabrik.
Roti tawar paling besar
Di tiga bulan pertama tahun ini, penjualan ROTI lebih tinggi 30% dibanding periode yang sama tahun lalu. Per Maret 2014, Nippon Indosari berhasil mencetak penjualan Rp 464,6 miliar. "Peningkatan ini dikarenakan besarnya permintaan pasar terhadap produk Sari Roti," kata Stephen.
Ada yang berbeda dalam kinerja ROTI selama triwulan pertama tahun ini. Jika sebelumnya roti manis mendominasi penjualan, kini, penjualan terbesar justru datang dari produk roti tawar.
Tengok saja angka Januari-Maret 2013. Waktu itu, penjualan roti manis Rp 202,25 miliar atau sekitar 50,89% dari total pendapatan. Sedangkan kontribusi penjualan roti tawar mencapai 48%. Sisanya berasal dari segmen lain.
Pada periode yang sama tahun ini, kontribusi penjualan roti tawar meningkat menjadi 52,4%. Sementara, roti manis hanya menyumbang pendapatan 46,79%.
Pelanggan Sari Roti terbesar adalah PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dan PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart). Total kontribusi penjualan ke dua perusahaan ini mencapai 50%-55% dari total penjualan.
Dari tahun ke tahun, penjualan Nippon Indosari kepada dua perusahaan ini juga terus tumbuh. Pada kuartal pertama tahun ini, omzet yang dikantongi Sari Roti dari Indomarco mencapai Rp 156,12 miliar. Di periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan dari Indomarco hanya sebesar Rp 114,71 miliar.
Begitupun juga dengan penjualan kepada Alfamart. Triwulan pertama 2013, penjualan melalui Alfamart hanya Rp 82,58 miliar. Pada tiga bulan pertama tahun ini, penjualan kepada Alfa tumbuh menjadi Rp 111,81 miliar.
Sampai tutup tahun ini, Sari Roti menargetkan penjualan bisa naik antara 20%-25% dari tahun lalu. Dengan patokan pendapatan tahun 2013 senilai Rp 1,50 triliun, berarti target pendapatan tahun ini sekitar Rp 1,8 triliun-Rp 1,88 triliun.
Sekadar informasi, kontribusi roti manis tahun 2013 mencapai 66,89% terhadap total penjualan. Porsi kontribusi ini meningkat dibandingkan 2012 yang sebesar 64,21%. Selanjutnya, sumbangan terbesar berasal dari penjualan roti tawar, produk lain-lain, dan kue.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News