Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Setelah mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 26,47% di 2013, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. menargetkan pendapatan tahun ini tumbuh 20%-25%. Produsen merek Sari Roti ini berharap tahun ini bisa mencetak pendapatan minimal Rp 1,80 triliun.
Stephen Orlando, Public Relation Nippon Indosari Corpindo menjelaskan trigger kenaikan pendapatan adalah permintaan yang meningkat. "Penyebab naik adalah permintaan masyarakat yang besar terhadap produk kami dan pengembangan usaha yang kami lakukan," beber Stephen kepada KONTAN, Jumat (28/3).
Tak cuma mengandalkan katalis positif dari lonjakan permintaan, Sari Roti membekali kinerja tahun ini dengan belanja modal Rp 120 miliar. Stephen bilang anggaran tersebut akan digunakan untuk memperbaiki dan memelihara pabrik. Sayang, Stephen tak mau gamblang menjelaskan perbaikan seperti apa yang dia maksud.
Asal tahu saja perusahaan memiliki delapan pabrik di enam lokasi. Tiga lokasi ada di Jawa yakni Cikarang (Bekasi), Semarang (Jawa Tengah) dan Pasuruan (Jawa Timur). Tiga pabrik lain ada di Medan (Sumatra Utara), Palembang (Sumatra Selatan) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Dua pabrik yang terakhir disebutkan, baru beroperasi tahun lalu.
Selain memperbaiki pabrik, tahun ini Sari Roti juga akan melakukan dua hal lain. Pertama, mengembangkan produk. Namun, lagi-lagi Stephen masih merahasiakan produk baru apa yang akan ditawarkan ke pasar.
Kedua, perusahaan yang tercatat dengan kode ROTI di Bursa Efek Indonesia ini akan menambah lima hingga 10 lini produksi baru. "Untuk ekspansi ini, pembiayaan pembiayaannya sudah dibebankan pada tahun 2013," kata Stephen.
Pengembalian penjualan juga naik
Bermodal tiga strategi tersebut, perusahaan yakin bisa mempertahankan pertumbuhan double digit yang didapat tahun lalu. Stephen bilang perusahaan menargetkan penjualan 2014 bisa naik 20%-25%. Jika pendapatan 2013 lalu Rp 1,50 triliun, berarti target pendapatan tahun ini Rp 1,8 triliun hingga Rp 1,88 triliun.
Meski belum bisa memastikan proyeksi kontribusi per jenis produk, Stephen menaksir penjualan roti manis masih mendominasi tahun ini. "Tahun ini kami tidak dapat memastikan varian roti apa yang akan memberikan kontribusi lebih besar tapi biasanya tren kontribusi terbesar berasal dari roti manis," ungkap Stephen.
Sekedar informasi, kontribusi roti manis tahun 2013 mencapai 66,89% terhadap total penjualan. Porsi kontribusi ini meningkat dibandingkan 2012 yang sebesar 64,21%. Selanjutnya, sumbangsih terbesar berasal dari penjualan roti tawar, produk lain-lain dan kue.
Meski torehan penjualan tahun lalu double digit hingga 26,47% tapi laba komprehensif perusahaan sebenarnya hanya tumbuh 5,95%. Padahal laba kompregensif 2012 mendaki 28,66%.
Disamping itu, paling tidak sejak 2010, pengembalian penjualan (retur produk) meningkat saban tahun. Tahun 2013 misalnya, pengembalian penjualan mencapai Rp 203,64 miliar. Jika pengembalian produk di 2012 Rp 152,02 miliar, berarti ada peningkatan 33,96%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News