kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Bisnis tol tidak masuk DNI lagi, lokal tak takut


Senin, 22 Februari 2016 / 11:46 WIB
Bisnis tol tidak masuk DNI lagi, lokal tak takut


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah telah memfinalisasi revisi Peraturan Presiden 39/2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Pemerintah menargetkan, revisi aturan yang tertuang di paket kebijakan ekonomi X ini bisa diundangkan waktu dekat.

Salah satu poin revisi DNI membuat investor asing boleh mengantongi kepemilikan konsesi saham jalan tol hingga 100%. Peraturan yang berlaku selama ini, mereka mentok mengempit 95%. Lantas, 5% harus menggandeng mitra lokal.

Namun tahukah Anda? Dengan aturan yang berlaku saat ini saja, asing tak memaksimalkan peluangnya. Misalnya di ruas jalan tol Cikopo-Palimanan. Porsi kepemilikan asing yakni perusahaan asal Malaysia bernama UEM Group Bhd cuma 55% dan 45% milik PT Lintas Marga Sedaya.

Herry Trisaputra Zuna, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengaku sudah menawarkan porsi maksimal kepada UEM Group tapi mereka menolak. Alasannya tak mengenal medan bisnis di Indonesia.

Di sisi lain, jika mengempit porsi maksimal 95%, investor asing sulit mencari mitra. "Harus cari teman yang hanya 5%, kan tidak mudah," kata Herry, Senin (15/2).

Berdasarkan catatan KONTAN, investor asing yang mengambil porsi investasi Rp 95% adalah PT Thiess Contractors Indonesia. Porsi saham segitu untuk masing-masing proyek ruas tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono. Hanya patut dicatat, bisnis Thiess di Indonesia akhirnya mental. Perusahaan asal Malaysia tersebut tersebut telah resmi menjual semua saham ruas tol kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Ketidaksuksesan investor asing mengalap berkah di tanah air sepertinya tak terlepas dari sikap perusahaan konstruksi tol lokal.
PT Waskita Karya Toll Road mengaku tak berminat menggandeng investor asing karena mampu menangani bisnis sendiri.

Kalaupun bikin konsorsium, Waskita Karya Toll mempertimbangkan potensi keuntungan dan kerugian sebuah proyek jalan tol. "Kalaupun mitra asing masuk, maksimalnya 30% saja," ujar Herwidiakto, Direktur Utama PT Waskita Karya Toll Road, Jumat (19/2).

Group Astra juga percaya diri tanpa investor asing. Wiwiek Dianawati Santosa, Direktur Utama PT Marga Mandalasakti mengaku terbuka pada semua mitra. Namun, mereka tak fokus mencari mitra asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×