kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BKP lakukan survei lonjakan harga, optimistis dapat tangani kebutuhan akhir tahun


Jumat, 16 November 2018 / 16:07 WIB
BKP lakukan survei lonjakan harga, optimistis dapat tangani kebutuhan akhir tahun
ILUSTRASI. Proyeksi inflasi Oktober 2018


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Ketahanan Pangan (BKP) meyakini dapat mengendalikan kebutuhan pangan pada akhir tahun setelah melakukan survei peningkatan penjualan komoditas periode Hari Besar Keagamaan.

Kepala BKP Agung Hendriadi menyampaikan berdasarkan survei, kenaikan harga penjualan komoditas untuk natal biasa terjadi pada selang 1-2 hari sebelum hari besar keagamaan tersebut. Sedangkan pada tahun baru, kenaikan harga terjadi satu hari sebelum hari besar tersebut.

Adapun terdapat sejumlah komoditas yang bakal naik, namun ada yang menunjukkan tren harga tetap bertahan.

"Jelang natal dan tahun baru, tidak ada kenaikan konsumsi bahan pangan pokok kecuali daging sama ayam. Telur itu Lebaran karena banyak bikin kue," kata Agus, Jumat (16/11).

Berdasarkan data BKP, untuk natal persentase kenaikan komoditas strategis bakal terjadi pada kacang tanah naik 4,5%, cabai merah naik 8%, cabai rawit naik 6,5%, bawang merah naik 3%, daging ayam naik 5,5%, telur ayam naik 13,5%, gula pasir naik 3%. Untuk minyak goreng dan beras hanya naik 1%.

Sedangkan pada tahun baru, komoditas yang bakal melonjak tinggi adalah cabai rawit naik 10,5%, daging sapi naik 18,5%, daging ayam naik 21,5%, telur ayam naik 6,5% dan minyak goreng naik 8,5%.

Komoditas yang relatif terkendali adalah beras, bawang merah dan gula pasir hanya naik 1%. "Dengan mengetahui informasi ini agar mengetahui suplai agar bisa kita isi ke pasarnya sebagai tindakan antisipasi," katanya.

Kemudian khusus untuk komoditas beras, Agung melihat langkah operasi pasar menggelontorkan beras tidak harus segera dilakukan. Dalam catatannya, stok beras di PIBC masih setara 54.000 ton sedangkan angka normal di 20.000 ton.

Namun ia menyampaikan adanya kekhawatiran penumpukan stok. "Kita khawatir kalau tidak dikeluarkan bisa rusak, kalau ada barang numpuk terus maka tidak bisa menyerap," katanya.

Menurutnya stok Bulog masih 2,7 juta ton per hari ini dan stok belum turun. Adapun panen padi masih terjadi pada periode November hingga Desember di area Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, dan sebagian area Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×