kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

BKPM dukung kerjasama Proton-Adiperkasa


Senin, 09 Februari 2015 / 20:48 WIB
BKPM dukung kerjasama Proton-Adiperkasa
ILUSTRASI. Manfaat bayam merah untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani angkat bicara soal rencana pengembangan mobil nasional yang akan dilakukan pasca ditandatanganinya memorandum of understanding (MoU) antara perusahaan otomotif asal Malaysia Proton Holdings Bhd dengan perusahaan asal Indonesja PT Adiperkasa Citra Lestari.

Franky menekankan pada pandangan terhadap konsep mobil nasional. Menurutnya, mobil nasional bukan hanya sekadar branding, tetapi komponen kandungan lokal yang digunakan dalam produksinya harus lebih dari 80%. "Mobil nasional itu setidaknya komponen dalam negerinya harus di atas 85% atau bahka 90%," kata Franky di kantornya, Senin (9/2).

Pengembangan mobil nasional juga tidak harus menggunakan merek sendiri. Pasalnya, selama ini merek dalam negeri sebagai sub merek selalu kalah dengan merek utama. Contohnya, pada merek Toyota Kijang, di mana merek Kijang tertinggal jauh dengan merek Toyota.

Lebih lanjut ia menilai, industri otomotif Indonesia saat ini masih mapan. Oleh karena itu, industri otomotif Indonesia juga perlu dikembangkan untuk menghadapi pasar yang lebih luas.

Sejauh ini, Proton masih tercatat sebagai perusahaan distributor otomotif di Indonesia. Franky pun mendukung kerja sama yang dilakukan antara Proton dengan perusahaan milik mantan Kelapa Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono tersebut.

BKPM bahkan mensyaratkan bahwa Proton juga harus membidik Malaysia sebagai target pasar jika nantinya perusahaan itu menanamkan modalnya di sektor manufaktur di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×