Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Graha Layar Prima Tbk terus berupaya melakukan inovasi guna memenangi ketatnya persaingan bisnis hiburan bioskop. Salah satunya adalah membuka bioskop terpisah dari pusat perbelanjaan.
"Bioskop stand alone, itu sangat memungkinkan," ujar Dian Sunardi, Chief of Marketing Graha Layar Prima, Kamis (6/8).
Operator bioskop dengan kode saham BLTZ di Bursa Efek Indonesia ini mempertimbangkan untuk membuka bioskop stand alone seperti di Metropole XXI. Hanya saja, rencana ini tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Soalnya, hingga saat ini, trennya masih belum banyak berubah. "Masyarakat masih berpikir, kalau ada waktu luang lebih memilih ke mal terlebih dahulu," imbuh dian.
Sehingga, bioskop dengan konsep terbarunya pun, CGV Blitz, masih akan dibangun didalam pusat perbelanjaan untuk beberapa waktu kedepan.
Yang jelas, rencana ini merupakan salah satu strategi untuk bertahan di industri tersebut. Apalagi, kabarnya Grup Lippo enggan memperpanjang kontrak sewa bioskop di mall kelolaannya. Sehingga, ketika kontraknya habis, maka Cinemaxx bisa masuk.
Terkait hal ini, Dian memastikan laju bisnisnya tidak terganggu. Sebab, selama ini bioskop Blitz tidak ada yang bersinggungan langsung dengan properti milik Grup Lippo. Dian menambahkan, persaingan itu justru memberikan dampak positif. Pasalnya, semakin banyak bioskop, maka akses dan minat masyarakat untuk nonton juga semakin besar sehingga untuk jangka panjang bisa berpengaruh positif kepada Blitz.
"Selain itu, Cinemaxx lebih menawarkan banyak lokasi, beda dengan kami yang menawarkan pengalaman baru dalam nonton film. Selama ini juga kami bersaing sehat, malah antara Cinemaxx dan kami saling bertukar informasi," tutur Ferdinand, Head of Strategic and Planning Gapura layar Prima pada kesempatan yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
