Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) pemilik jaringan bioskop BlitzMegaplex mengejar target pertumbuhan bisnis dengan menambah jumlah layarnya di banyak kota di Indonesia. Perusahaan berencana membuka 6 layar bioskop di 6 kota pada semester II/2015.
Bioskop baru ini akan beredar di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Manado, dan Cirebon. Adapun sepanjang tahun 2015, perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BLTZ ini berambisi membuka delapan bioskop anyar.
Untuk pendirian jaringan bioskop tersebut, perusahaan menyiapkan dana sebesar Rp 223,23 miliar. Dengan rincian, biaya pendirian satu layar bioskop sebesar Rp 30 miliar. Dana ini merupakan hasil dari penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun lalu.
Sampai akhir tahun ini, BlitzMegaplex akan memiliki 21 jaringan bioskop. Sampai saat ini sudah ada 15 jaringan bioskop yang berdiri dari Oktober tahun 2006 - Juni tahun 2015. Bioskop perdana berdiri di Paris Van Java Bandung dengan 9 layar dan kapasitas 2.200 kursi.
“Penambahan layar bioskop ini untuk mencapai target penjualan tiket sebesar 4 juta tiket pada semester II/2015,” kata Dian Sunardi, Chief Marketing Officer BlitzMegaplex, Senin (27/7). Artinya, perusahaan akan menjual 8 juta tiket nonton dari realisasi penjuakan sebesar 4 juta tiket pada semester I/2015.
Dian menambahkan, perusahaan akan mengupgrade bioskop BlitzMegaplex untuk meningkatkan jumlah kehadiran penonton, misalnya peningkatan sarana dan teknologi. Saat ini, baru BlitzMegaplex di Grand Indonesia-Jakarta yang sudah terupgrade, selanjutnya jaringan Teraskota Mall Serpong yang akan diupgrade.
Cara lain untuk menarik penonton adalah dengan menayangkan film-film selain Hollywood, seperti film Korea, Thailand, India, Vietnam, dan Finlandia. Perusahaan juga membuka kesepakatan kepada anak-anak muda yang memiliki film indie untuk dapat ditayangkan di bioskop ini dengan syarat sudah lulus sensor.
Sebagai contoh, BlitzMegplez bekerjasama dengan CJ CGV dan Korea International Coorperation Agency (KOICA) untuk membentuk Toto’s Film Making Class. Terbaru, program ini diberikan kepada 5 sekolah untuk membuat karya film-film pendek yang bersifat edukasi.
Informasi saja, perusahaan mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 69,46 miliar per kuartal I/2015 atau naik 20,95% dibandingkan posisi Rp 57,43 miliar per kuartal I/2014. Sedangkan, beban pokok pendapatan mencapai Rp 43,35 miliar per kuartal I/2015 atau naik 42,02% dibandingkan posisi Rp 30,52 miliar per kuartal I/2014.
Nah, kenaikan beban pokok ini memaksa perusahaan harus merugi dengan rugi periode berjalan sebesar Rp 12,17 miliar per kuartal I/2015, serta rugi komprehensif tahun berjalan sebesar Rp 9,89 miliar per kuartal I/2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News