Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Blue Bird Tbk mempersiapkan strategi bisnis untuk memperbaiki kinerja perusahaan tahun ini. Maklum, sepanjang 2016, perusahaan transportasi ini menghadapi tantangan yang cukup berat di tengah perkembangan transportasi berbasis aplikasi yang berimbas pada penurunan kinerja.
Tahun 2017, Blue Bird akan fokus meningkatkan utilisasi armada yang dimiliki perusahaan untuk mendorong pertumbuhan kinerja. Tingkat utilisasi taksi reguler perusahaan per akhir tahun lalu masih 70%. Tahun ini, perusahaan berkode emiten BIRD ini menargetkan utilitas bisa mencapai lebih dari 70%.
Untuk menggenjot utilisasi, Blue Bird akan melakukan pengembangan teknologi, memperdalam kerja sama dengan Gojek Indonesia dan mendorong pengembangan bisnis baru perusahaan. "Kita fokus tingkatkan utulisasi tahun ini untuk dorong pertumbuhan, bukan dengan penambahan armada baru," kata Michael Tene, Investor Relation BIRD di Jakarta, Rabu (29/3).
Tahun ini, perusahaan tidak berencana menambah armada baru. Perusahaan hanya akan melakukan peremajaan armada yang usianya sudah jatuh tempo yang diperkirakan mencapai 3.000-an unit. Bluebird akan menyiapkan belanja modal (capex) sekitar Rp 1 triliun untuk pengembangan IT dan peremajaan armada tersebut.
Michael mengatakan, kerja sama yang dilakukan perusahaan dengan perusahaan aplikasi Gojek lewat fitur Gocar berjalan dengan baik dan menguntungkan kedua belah pihak. Dalam waktu dekat, keduanya akan melakukan pengembangan kerja sama lagi dan akan segera diumumkan.
Sementara pengembangan bisnis baru untuk meningkatkan utilisasi armada bus akan terus dilakukan perusahaan tahun ini. Bluebird telah meluncurkan program Big Bird Jalan-jalan dan bisnis shuttel sejak kuartal IV tahun 2016.
BIRD telah meluncurkan program Big Bird Jalan-jalan ke beberapa destinasi wisata seperti Junggle Land, Cirebon dan Yogyakarta. Sementara untuk shuttel bus, perusahaan sudah melakukan konektivitas dari Jakarta ke pinggiran. Saat ini mereka sudah melayani shutte bus dari Bintaro, BSD, Cibubur dan daerah Bekasi menuju Jakarta. "Tahun ini akan kita tambah di Jakarta bagian timur," kata Michael.
Meskipun konstribusi dua bisnis barunya tersebut belum besar, Blue Bird optimistis prospeknya ke depan akan menjajanjikan. Saat ini, perusahaan masih fokus menggunakan armada yang ada untuk melayani kedua bisnis tersebut. Saat ini, Blue Bird tercatat memliki armada bus sebanyak 600 unit, 26.000 unit taksi reguler, armada rental 5.000 unit dan silver bird 1.000 unit.
Sekalipun sudah mempersiapkan sejumlah strategi transformasi, Blue Bird belum bisa mematok pertumbuhan bisnis yang tinggi tahun ini. Sigit Priawan Djokosoetono, Direktur BIRD mengatakan, inisiatif yang akan dilakukan tidak bisa langsung berdampak ke pendapatan tahun ini karena rencana-rencana tersebut masih membutuhkan banyak perizinan. "Namun ke depan, semua yang kita lakukan akan mendorong pertumbuhan bisnis," ujarnya.
Sepanjang tahun 2017, kinerja Blue Bird diperkirakan masih turun karena persaingan ketat dengan taksi online. Pendapatan diperkirakan turun 12%. Namun demikian, mereka masih akan membukukan profit sekitar Rp 510 miliar.
Michael menambahkan, tantangan paling berat dirasakan perusahaan pada semester I dimana mereka harus menurunkan tarif sejak Maret 2016. Namun dengan strategi yang dilakukan mulai kuartal III, seperti efisiensi dan penyesuaian kembali tarif pada bulan Juni membuat kinerja mereka lebih baik di semester II.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News