kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Blue Gas Bidik Omzet Rp 450 Miliar


Kamis, 04 Juli 2013 / 07:40 WIB
ILUSTRASI. Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hingga Rabu (26/1/2022), total pasien yang sudah terkonfirmasi Omikron berjumlah 1.988.


Reporter: Barly Haliem | Editor: Amailia Putri

GRESIK. Potensi pasar bisnis gas rumah tangga tak pernah menguap. Itu sebabnya, PT Blue Gas Indonesia membangun stasiun pengisian ulang (refilling centre) gas merek Blue Gas, untuk mengantongi peluang ini.

Kemarin, Rabu (3/7), anak usaha PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) ini meresmikan stasium pengisian liquified petroleum gas (LPG) tabung isi 5,5 kilogram (kg). Pabrik yang menghabiskan dana sekitar Rp 36 miliar ini berada di Kawasan Industri Gresik, Jawa Timur.

Kehadiran stasiun pengisian ulang baru milik Blue Gas ini akan menggantikan pabrik lama yang berada di Margomulyo, Surabaya. Maklum, pengembangan pabrik di Surabaya sudah terbatas karena area yang terlalu sempit.

"Lahannya juga menyewa," terang Husen, Presiden Direktur Blue Gas Indonesia kepada KONTAN, kemarin. Dia menambahkan, pabrik baru di atas lahan seluas 1,5 hektare (ha) itu berkapasitas 8.400 tabung per shift atau setara dengan 46,2 metrik ton LPG per shift.

Jumlah produksi sehari, kata Husen, disesuaikan dengan jumlah shift produksi per hari. Pasar yang dibidik adalah Jawa Timur dan kota-kota di bagian timur Jawa Tengah.

Selain di Gresik, Blue Gas memiliki refilling centre gas di Jakarta. Adanya tambahan pabrik Gresik, kini Blue Gas memiliki total kapasitas produksi sekitar 20.000 tabung per shift. Blue Gas membandrol harga jual gas ini sebesar Rp 15.000 per kg. Harga jual tersebut lebih mahal dibanding harga Bright Gas, produk gas ritel non-subsidi Pertamina, yaitu Rp 10.000 per kg.

Kendati demikian, Shinta Kamdani, Komisaris Blue Gas, optimisitis hal itu bukan kendala besar bagi pemasaran Blue Gas. Sebab, ada sejumlah layanan tambahan bagi pengguna Blue Gas dan paket menarik sebagai strategi penjualannya.

"Jadi, kami menonjolkan nilai tambah atas penggunaan Blue Gas," kata dia, berpromosi. Husein menambahkan, tahun ini Blue Gas menargetkan bisa meraup fulus hingga Rp 315 miliar dari penjualan gas. Jumlah ini setara dengan 70% total target penjualan Blue Gas Indonesia di tahun ini.

Sebagai gambaran, tahun ini Blue Gas Indonesia memasang target penjualan Rp 450 miliar. Selain dari gas, penyokong lain omzetnya yakni dari penjualan peralatan dapur, kompor dan pemanas air (water heater).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×