Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Jane Aprilyani
KONTAN.CO.ID - Jarum jam hampir menunjuk angka 00.00 WIB pada Jumat (25/10). Dhiany, pegawai swasta di bilangan Jakarta Pusat, bergegas pulang ke rumahnya di Jakarta Timur. Ia lantas membuka aplikasi taksi Bluebird dan langsung memesan.
Keamanan menjadi faktor utama mengapa Dhiany memilih menggunakan taksi Bluebird. Dia mengaku, Bluebird menjadi layanan yang rutin dia pilih sejak empat tahun lalu, tatkala pekerjaannya di bidang kreatif menuntutnya kerap pulang malam bahkan hingga dini hari.
Layanan Bluebird yang selalu tersedia, menjadi alasan lain Perempuan 30 tahun ini gemar menggunakan transportasi ini.
"Kalau pakai taksi online untuk siang hari masih oke. Tetapi, untuk waktu-waktu krusial, jelas tidak bisa disamakan," ungkapnya kepada KONTAN.
"Di taksi online, identitas supir di aplikasi dan yang datang kerap berbeda. Sementara Bluebird, ada SOP yang jelas, nomor kendaraan dan supir sama dengan data, dan bisa dilacak," tegas dia.
Tak sekali dua kali Dhiany terlelap ketika di perjalanan. Namun, ia selalu tiba di alamat tujuan dengan selamat. Tak hanya itu, dia pun bercerita, setiap barang yang tertinggal di taksi Bluebird, selalu kembali ke dirinya.
Bila sebelumnya Dhiany enggan menggunakan Bluebird karena persoalan harga, kali ini dia merasa tak cemas lagi. Soalnya, Bluebird pun sudah menghadirkan kisaran harga hingga fixed price di aplikasinya.
Baca Juga: Lewat Taksi Ramah Lingkunga, Blue Bird Dorong Kendaraan Standar Nyaman Indonesia
"Ini sangat membantu untuk saya, apalagi kalau macet. Kan, kalau argo biasa, agak khawatir soal harga," sebutnya.
Cara pembayarannya pun mudah dan bervariasi. Pengguna bisa membayar menggunakan uang tunai atau cashless dengan berbagai pilihan yang tersedia di aplikasi.
Memang, kenyamanan dan keamanan penumpang menjadi hal yang Blubird prioritaskan.
Muhammad Yusuf, pengemudi taksi Bluebird yang baru satu bulan bekerja, menyebutkan, pelatihan untuk menghadirkan taksi aman dan taksi nyaman merupakan faktor yang perusahaannya tekankan.
Sejak diterima di Bluebird, pria51 tahun ini mesti mengikuti pelatihan dua hari mengenai pengenalan fitur, pelayanan ke penumpang, hingga cara bersikap ke penumpang.
"Kami juga harus mengingatkan penumpang akan barang bawaan agar tidak tertinggal," ucapnya.
Hal senada juga Tabah Setiadi ungkapkan, yang sudah 8 tahun bekerja sebagai supir di Bluebird. Semasa kerjanya mengemudi taksi Bluebird, ia menegaskan, penumpang adalah prioritas utama.
Baca Juga: Blue Bird (BIRD) Injak Gas Pertumbuhan Kinerja
Tak heran, kalau cara berkendara, komunikasi yang baik, serta pengetahuan akan rute jadi hal penting kala membawa penumpang.
Bukan hanya dituntut untuk mengutamakan penumpang, baik Tabah dan Yusuf bercerita tentang hal positif yang mereka dapatkan dengan bekerja di bawah naungan Bluebird.
Mulai dari asuransi bagi pribadi mereka maupun keluarga, ada bonus sesuai dengan kinerja, hingga jam kerja yang fleksibel. "Enak, sih, kerja di sini, kalau lelah tinggal istirahat," ungkap Tabah.
Meski fleksibel, tiap pengemudi sudah memiliki batas maksimal saat bekerja. Mereka akan diingatkan bila sudah waktunya kembali ke pool.
Keuntungan lain, mereka tak harus memiliki kendaraan sendiri bila ingin bekerja untuk perusahaan ini. Bahkan, mereka sudah memiliki berbagai area khusus tempat menunggu para penumpang, seperti di mal, hotel, rumahsakit, dan tempat lain.
Hadirkan standar yang nyaman
Di tengah banyaknya pilihan transportasi saat ini, Bluebird menegaskan bahwa layanannya yang aman dan terstandarisasilah yang membuat perusahaan ini menonjol, bahkan diminati dibandingkan penyedia transportasi lainnya.
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono pun memastikan, perusahaannya selalu menjaga standar operasional mereka.
"Bluebird memiliki sistem operasional yang teruji sejak 52 tahun lalu untuk menjaga SNI (Standar Nyaman Indonesia)," tegasnya.
"Sistem ini menjadi fondasi untuk memastikan armada yang terawat dan berkualitas tinggi, serta memastikan pengemudi memberikan layanan yang prima. Bagi kami, setiap kilometer perjalanan itu berarti," imbuh dia.
Baca Juga: Blue Bird Hadirkan 5 Bus Listrik Gratis selama 1-2 Bulan di IKN
Adrianto menyebutkan, demi kenyamanan para penumpang, Bluebird terus mengembangkan layanan dan aplikasinya dengan turut mengadaptasi teknologi terbaru.
Ia juga memastikan, Bluebird selalu mematuhi regulasi yang ditetapkan pemerintah. Tak hanya soal keselamatan dan aturan lalu lintas, tapi juga soal kendaraannya yang sesuai dengan batas emisi yang ditetapkan pemerintah.
Pria yang kerap dipanggil Andre ini pun meyakini, konsumen tak hanya menginginkan keamanan dan kenyamanan, tapi juga mengutamakan pengalaman yang lebih berkontribusi pada keberlanjutan yang berdampak pada lingkungan dan sosial.
"Saat ini, kami memiliki lebih dari 3.500 armada ramah lingkungan berbasis listrik dan gas," katanya.
"Kami sadar bahwa mobilitas keberlanjutan lebih dari sekedar dari armada, sehingga Bluebird membangun ekosistem untuk mendukung komitmen tersebut. Di mulai dari operasional pengemudi, infrastruktur pengisian daya, hingga transisi energi bersih," ujar dia.
Beragam upaya ini turut menjadi bagian dari visi keberlanjutan Bluebird yang menargetkan pengurangan emisi dan buangan sebesar 50% hingga tahun 2030.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno berpendapat, Bluebird merupakan perusahaan taksi di Indonesia yang sudah memenuhi aturan yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan. Menurutnya, Bluebird telah mematuhi berbagai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang sudah diatur.
Djoko tak memungkiri, memang banyak masyarakat yang memilih menggunakan taksi online lantaran alasan harganya yang murah. Padahal, ada hal lain yang harus dipikirkan penumpang. "Keamanan itu yang utama," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News