kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.266   113,03   1,39%
  • KOMPAS100 1.148   18,42   1,63%
  • LQ45 824   18,01   2,23%
  • ISSI 292   4,17   1,45%
  • IDX30 432   10,09   2,39%
  • IDXHIDIV20 492   10,47   2,17%
  • IDX80 128   2,65   2,12%
  • IDXV30 137   2,62   1,95%
  • IDXQ30 137   3,03   2,25%

BM kakao dihapus tak signifikan dorong industri


Sabtu, 26 April 2014 / 12:35 WIB
BM kakao dihapus tak signifikan dorong industri
ILUSTRASI. Rekrutmen Bersama BUMN 2022 Batch 2: Cara Cek Kuota Lowongan BUMN yang Sedang Dibuka.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Perdagangan M Lutfi menyatakan, dampak penghapusan bea masuk kakao terhadap laju pertumbuhan industri pengolahan cokelat tak signifikan. Hal ini menanggapi permintaan Kementerian Pertanian yang ingin melakukan importasi kakao guna memenuhi kebutuhan industri nasional.

"Ternyata daya dobrak penghapusan bea masuk kakao dari 5 persen menjadi 0 persen itu kecil. Ternyata dampak (penghapusan bea masuk) itu tidak membuat hilirisasi bisa berjalan lebih cepet," ujar Lutfi kepada wartawan di JCC, Jumat (25/4/2014).

Lutfi mengatakan, memang jika dihitung, kebutuhan industri terpasang jelang akhir 2015 nanti bisa mencapai 1 juta ton. "Saya sudah menghitung, meski harus dikroscek ke Kementan," sambung Lutfi.

Menurut Lutfi, yang lebih penting saat ini bukanlah soal penghapusan bea masuk kakao, namun bagaimana meningkatkan produksi kakao, sehingga bisa memenuhi kebutuhan industri yang mencapai 1 juta ton.

Selain itu, yang terpenting lagi adalah soal hilirisasi cokelat, karena saat ini kebanyakan pelaku usaha lokal baru mengolah kakao menjadi powder atau butter cocoa.

"Jadi kita mau bantu, pertama, mencapai 1 juta ton, kemudian kedua, hilirisasi. Makanya yang soal 5 persen tadi, dalam 1-2 minggu ini akan kita hitung tepatnya bersama Dirjen Perkebunan, Kementan," terang mantan Kepala BKPM itu. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×