kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.655   50,00   0,30%
  • IDX 8.250   97,43   1,20%
  • KOMPAS100 1.144   14,89   1,32%
  • LQ45 821   14,68   1,82%
  • ISSI 291   3,59   1,25%
  • IDX30 430   8,26   1,96%
  • IDXHIDIV20 490   8,58   1,78%
  • IDX80 127   2,15   1,72%
  • IDXV30 137   2,37   1,77%
  • IDXQ30 137   2,66   1,98%

Laba ESSA Industries (ESSA) Turun 36,53% Jadi US$ 21,30 Juta pada Kuartal III-2025


Kamis, 23 Oktober 2025 / 08:02 WIB
Laba ESSA Industries (ESSA) Turun 36,53% Jadi US$ 21,30 Juta pada Kuartal III-2025
ILUSTRASI. Pendapatan dan laba PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) kompak merosot hingga kuartal III-2025.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan dan laba PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) kompak merosot hingga kuartal III-2025. Laba bersih ESSA terjun 36,53% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 21,30 juta.

Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, ESSA membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 33,56 juta. Penuruan laba ini tak lepas dari pendapatan ESSA yang mengalami penyusutan.

Pendapatan ESSA menyusut 12,93% (yoy) dari US$ 230,11 juta menjadi US$ 200,35 juta hingga September 2025. Merujuk laporan keuangan yang rilis di Bursa Efek Indonesia, mayoritas pendapatan ESSA didapat dari penjualan amonia kepada pihak berelasi sebesar US$ 169,96 juta.

Baca Juga: Pendapatan ESSA Turun 9% pada Semester I-2025, Tertekan Harga dan Pasokan Gas

Penjualan amonia menyumbang 84,83% terhadap total pendapatan ESSA hingga kuartal III-2025. Hanya saja, penjualan amonia ESSA sedang tertekan dengan mengalami penurunan 13,51% dibandingkan raihan US$ 196,53 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan ESSA lainnya bersumber dari penjualan elpiji kepada pihak ketiga sebesar US$ 27,84 juta dan jasa pengolahan senilai US$ 2,54 juta. Masing-masing menyusut 9,84% dan 5,92% (yoy).

Presiden Direktur & CEO Essa Industries Indonesia, Kanishk Laroya mengungkapkan bahwa penurunan harga amoniak sekitar 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi tantangan bagi ESSA. Penurunan harga juga terjadi pada Liquid Petroleum Gas (LPG) yang merosot sekitar 2% (yoy).

Meski begitu, Kanishk menyampaikan mulai terjadi pemulihan harga amoniak pada kuartal ketiga, dengan kenaikan sekitar 7% dibandingkan kuartal sebelumnya. Walaupun pendapatan dan laba kompak turun, tapi Kanishk menegaskan bahwa fundamental operasional ESSA tetap berada pada tingkat yang kuat. 

Gangguan pasokan gas hulu untuk fasilitas amoniak telah sepenuhnya terselesaikan pada akhir kuartal II-2025. Hal ini memungkinkan pabrik mencapai tingkat utilisasi sebesar 123% pada kuartal III-2025 dibandingkan 112% pada kuartal II-2025.

Fasilitas produksi amoniak ESSA mencapai tingkat utilisasi sebesar 113% selama periode sembilan bulan 2025. Capaian itu didukung oleh total 9,1 juta jam kerja aman tanpa Lost Time Injury (LTI).

Baca Juga: Pendapatan ESSA Mengalami Sedikit Penurunan pada Kuartal I 2025

Kilang LPG mencatatkan 6,3 juta jam kerja aman kumulatif tanpa LTI. Menandai lebih dari enam tahun operasi berkelanjutan tanpa plant trip dengan tingkat ketersediaan fasilitas sebesar 99,7% selama sembilan bulan pertama 2025.

Posisi Bebas Utang

Kanishk menambahkan, ESSA mencatatkan tonggak penting dalam kinerja keuangannya pada kuartal ketiga 2025, dengan melunasi seluruh pinjaman lebih awal. Aksi ini menandai transisi ESSA menuju posisi tanpa utang.

Menurut Kanishk, posisi tanpa utang merupakan langkah penting dalam perjalanan ESSA menuju pertumbuhan. Capaian ini memberikan fleksibilitas bagi ESSA untuk berinvestasi pada proyek-proyek masa depan, khususnya dalam pengembangan amoniak rendah karbon dan Sustainable Aviation Fuel (SAF).

"Hal ini tercermin dari kelancaran operasi kami pada kuartal ketiga, setelah selesainya perawatan di pemasok gas hulu. Harga amoniak juga menunjukkan tren pemulihan pada kuartal ketiga dibandingkan kuartal sebelumnya, dan kami terus melihat penguatan harga memasuki kuartal keempat," kata Kanishk dalam keterbukaan informasi yang disiarkan Rabu (22/10/2025).

Ke depan, imbuh Kanishk, ESSA memperkuat komitmen untuk menjadi pelopor dalam transisi menuju masa depan yang lebih bersih. ESSA tengah mempersiapkan langkah transformasi untuk mengubah fasilitas amoniak yang ada menjadi fasilitas amoniak rendah karbon, dengan target menangkap dan menyimpan sekitar 1 juta ton CO? per tahun.

Selain itu, melalui entitas anaknya, PT ESSA SAF Makmur (ESM), ESSA tengah mengupayakan pengembangan fasilitas produksi greenfield berteknologi tinggi untuk memproduksi hingga sekitar 200.000 metrik ton SAF per tahun. Inisiatif ini menegaskan komitmen ESSA dalam mendukung dekarbonisasi sektor penerbangan sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai energi hijau global.

"ESSA berkomitmen mendukung transisi energi Indonesia, sekaligus terus menciptakan nilai jangka panjang bagi para Pemegang Saham melalui fokus pada keunggulan operasional, pengelolaan keuangan dengan prinsip kehati-hatian, dan inovasi," tandas Kanishk.

Sebagai informasi, ESSA merupakan salah satu perusahaan dalam jejaring bisnis Garibaldi Thohir atau yang kerap disapa Boy Thohir. Merujuk laporan bulanan registrasi pemegang efek per 30 September 2025, Boy Thohir menguasai 2,50 miliar saham atau setara dengan 14,55% saham ESSA.

Bersama dengan Chander Vinod Laroya, Boy Thohir merupakan penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham ESSA. Chander Vinod Laroya merupakan pengendali dengan kepemilikan 16,38% atas saham ESSA.

Selanjutnya: Promo Genki Sushi Serba Rp 17.000 dengan 19 Menu Pilihan, Cek Outletnya

Menarik Dibaca: Promo Genki Sushi Serba Rp 17.000 dengan 19 Menu Pilihan, Cek Outletnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×