Reporter: Femi Adi Soempeno |
SINGAPURA. Boeing Co. pembuat pesawat yang berbasiskan di Seattle AS menghitung, maskapai penerbangan global membutuhkan tak kurang dari 30.900 unit pesawat anyar mulai tahun 2010 hingga tahun 2029 mendatang. Total nilai kebutuhan pesawat ini akan mencapai US$ 3,6 triliun.
Dari semua jenis pesawat, yang paling banyak dibutuhkan adalah pesawat tipe single aisle; yaitu mencapai 69% atau setara dengan 21.160 unit. Nilai dari pesawat ini pun dominan, yaitu sekitar 47% dari total nilai pasar, yaitu sebesar US$ 1.680 miliar. Nilai tersebut sedikit lebih tinggi ketimbang pesawat tipe twin aisle yang dibutuhkan pada periode yang sama, yaitu mencapai US$ 1.630 miliar. Hanya saja, jumlah pesawat twin aisle yang dibutuhkan masih jauh dibawah single aisle, yaitu hanya 7.100 unit.
Jumlah pesawat tipe regional jet masih dibutuhkan, yaitu 1.920 unit atau mencuil 6% pangsa pasar. Nilai total untuk regional jet ini terbilang paling bontot dari empat tipe pesawat yang dibutuhkan, yaitu hanya 2% dari market value, atau US$ 60 miliar. Sedangkan kebutuhan pesawat berbadan besar sangat mini, yaitu 720 unit. market value untuk pesawat tipe bongsor ini sebesar US$ 220 miliar, atau 6% dari total nilai pesawat.
Kebutuhan ini akan dipenuhi oleh produsen pesawat seperti Boeing maupun rivalnya, Airbus yang berbasis di Toulous, Perancis. Sementara Boeing membikin 787 Dreamliner yang didesain untuk penerbangan 'point to transit' dengan jumlah penumpang maksimal 290 orang untuk kota-kota kecil, Airbus mendesain A380 dengan kapasitas 500 orang dan berperan sebagai 'hub and spoke'.
"Adanya simulator seperti full flight simulator 787 Dreamliner, maupun pelatihan yang seperti diberikan oleh Boeing bagi awak kabin dan pilot akan menggiring pada sejumlah pembelanjaan pesawat oleh maskapai penerbangan global," kata Sherry Carbary, VP Flight Service Boeing Co. awal pekan ini di Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News