Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Saat ini sektor infrastruktur sedang menjadi primadona. Sehingga, permintaan alat berat untuk sektor ini pun mulai bergerak. Namun, Bosch tak mau latah memperbesar bisnisnya melalui sektor ini.
Perusahaan asal Jerman tersebut masih ingin fokus pada sektor pertambangan di Indonesia meski sektor tersebut sedang lesu. Nah, kelesuan inilah yang justru dilihat sebagaj peluang.
Dr. Ralf von Baer, Managing Director Bosch Indonesia menjelaskan kepada KONTAN, lesunya sektor pertambangan membuat para pelaku industrinya mengerem ekspansi. Akibatnya, mereka menahan pengeluaran untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) yang sebagiannya digunakan untuk membeli alat berat.
Tidak ada alat berat baru, berarti usia pakai alat berat yang lama menjadi lebih panjang. "Jadi, ketersediaan dan kualitas sparepart-nya menjadi hal yang penting, ini yang menurut kami menjadi peluang," imbuh Ralf.
Memanfaatkan peluang tersebut, Bosch menjual teknologi terbarunya. Salah satunya adalah, synchronized starter motors. Ini merupakan teknologi yang dipakai untuk kendaraan off highway yang berfungsi meningkatkan ketahanan dan mengurangi biaya operasional dari kendaraan tambang.
Salah satu kendaraan yang memakai teknologi ini yakni dump trucks. Dengan teknologi tersebut, bisa dipastikan sistem pengoperasian mesin dan memaksimalkan efisiensi biaya masa pakai peralatan.
Bukan hanya masalah peluang. Bosch juga enggan meninggalkan sektor pertambangan lantaran pemasukan yang diterima meskipun sektor ini sedang lesu.
"Sepanjang 2014, sektor pertambangan menjadi kontributor yang signifikan terhadap pertumhuhan double digit kami tahun lalu," tandas Ralf. Sayang, dia enggan merinci detil angkanya.
Dia menambahkan, hal ini juga tak terlepas dari posisi Indonesia yang masih tetap menjadi hub untuk sektor pertambangan di Asia Tenggara. Sehingga, ini merupakan titik yang tepat untuk mendemonstrasikan produk-produk Bosch yang teruji di lingkungan ekstrim.
Fokus yang dilakukan juga berupa penambahan kantor cabang di tujuh kota di Indonesia, termasuk kota yang menjadi basis pertambangan yakni Balikpapan fan Makassar.
"Kedepan, kami akan terus memperlebar portofolio bisnis kami demi memberikan inovasi. Kami juga sedang mengkaji apakah ada peluang untuk menambah lini produksi untuk komponen otomotif lain yang juga menjadi salah satu portofolio bisnis kami di Indonesia. Kami juga sedang mengukur peluang untuk memproduksi beberapa produk kami secara lokal di Indonesia," tutur Ralf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News