kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bosowa, dari timur ekspansi ke Jawa Timur


Jumat, 16 Desember 2016 / 12:00 WIB
Bosowa, dari timur ekspansi ke Jawa Timur


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Sanny Cicilia

BANYUWANGI. Kabupaten Banyuwangi terus berbenah. Dari sisi infrastruktur bandara misalnya, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menargetkan, April 2017 akan ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Tanah Blambangan tersebut.

Infrastruktur memang salah satu kunci pembangunan. Melihat terus berkembangnya Banyuwangi, Bosowa Group memutuskan mendirikan pabrik semen di kabupaten di ujung Jawa Timur tersebut.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, selain baja dan kayu, semen merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan dalam pembangunan. "Salah satu ukuran pembangunan adalah ketersediaan semen. Semen tidak terlalu mahal, tapi berat.  Makanya harus dekat konsumen," terang Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat peresmian pabrik semen Bosowa di Banyuwangi, Kamis (15/12).

Tapi wapres menegaskan, pembangunan pabrik semen tak bisa di setiap tempat, harus memperhatikan faktor lingkungan dan infrastruktur,  seperti pelabuhan.

Pabrik semen Bosowa di Banyuwangi ini berdiri di atas lahan seluas 12 hektare (ha).  "Investasi pabrik ini sekitar Rp 1,2 triliun," kata Chairman Bosowa Group Erwin Aksa. Pabrik ini berkapasitas 1,8 juta ton dengan kemampuan menggiling sekitar 5.500 ton per hari. 

Pabrik Banyuwangi ini merupakan proyek infrastruktur dasar ketiga yang dibangun Bosowa. Sebelumnya adalah Semen Bosowa Maros tahun 2000 dan Semen Bosowa Batam, Kepri tahun 2014. Adanya Pabrik Banyuwangi, mengukuhkan ekspansi sektor pertambangan dan energi korporasi usaha yang bermarkas di Makassar tersebut ke Pulau Jawa

Awalnya Banyuwangi cuma menjadi packaging plant Semen Bosowa Maros. Banyuwangi menyuplai kawasan Jawa Timur dan Bali. "Dengan beroperasinya pabrik di Banyuwangi,  bisa menghemat biaya antara 30%-40%," terang Erwin. 

Bosowa akan menjadikan Banyuwangi untuk penetrasi pasar semen di wilayah timur Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Bila seluruh Jawa digabung dengan Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB), wilayah ini mewakili 58% pasar semen nasional. Khusus di Jawa Timur, pangsa pasar Bosowa mencapai 12% dan secara nasional sekitar 6%.

Tampung 1.000 pekerja

Erwin berkisah, pada saat pembangunan pabrik Banyuwangi, Menteri Perindustrian pada tahun 2013, MS Hidayat menawarkan Bosowa membangun terminal liquefied petroleum gas (LPG) Pertamina. Sebelumnya, Bosowa sukses mendirikan terminal LPG di Makassar, Sulawesi Selatan. Terminal tersebut memperluas jalur distribusi LPG PT Pertamina di kawasan timur Indonesia.

Ingin meniru sukses di Makassar, maka, di sebelah pabrik semen Bosowa kini berdiri terminal LPG seluas 8 ha. Di terminal LPG ini, Bosowa mengeluarkan duit sekitar Rp 800 miliar.

Pendanaan berasa dari Bank BNI dan Bank Mega. "Terminal ini mempekerjakan 300 orang dan 1.000 orang indirect,"  kata Erwin. Bersamaan dengan pabrik semen, kemarin Bosowa juga meresmikan terminal LPG tersebut.

Fasilitas terminal ini sudah terikat kontrak dengan Pertamina.  Di terminal ini berdiri sejumlah fasilitas jetty, empat tangki LP, 6 unit filling sheds, control room, dan fasilitas lain. Terminal ini akan mendistribusikan LPG di wilayah Jawa Timur hingga Bali.

Jusuf Kalla menegaskan, sama seperti semen, terminal LPG juga harus dekat konsumen. Dengan semakin mendekat ke konsumen, diharapkan bisa menekan biaya, sehingga masyarakat mendapatkan semen dan LPG lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×