Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Bosowa Group terus berekspansi untuk memperbesar sayap bisnisnya. Setidaknya, dalam tiga tahun ke depan, Bosowa bakal menambah berbagai proyek baru dengan investasi besar.
Chief Executive Officer Bosowa Group Erwin Aksa menuturkan, hingga tahun 2017, setiap tahun, Bosowa bakal membangun beberapa proyek baru bernilai sekitar Rp 3 triliun - Rp 4 triliun. Beberapa proyek Bosowa yang akan dibangun tahun depan antara lain pembangunan pabrik semen di Cilegon yang akan mulai dibangun pada Februari atau Maret 2014.
Seperti diketahui, di Cilegon, Banten, Bosowa akan membangun pabrik semen berkapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun. Pembangunan pabrik ini rencananya bakal berlangsung selama 1,5 tahun dengan investasi sekitar Rp 1,5 triliun.
Selain itu, pada tahun 2014, Bosowa juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jeneponto, Sulawesi Selatan berkapasitas 2x125 mega watt (MW). Untuk proyek ini, Bosowa menyiapkan investasi sekitar Rp 3,5 triliun - Rp 4 triliun.
Erwin bilang, Bosowa terus menyiapkan rencana proyeknya sejak jauh-jauh hari. Maklum saja, proses perizinan menyangkut proyek ini memakan waktu cukup lama. Ia mencontohkan, "Untuk mengurus izin amdal saja bisa satu tahun," ungkapnya.
Tapi, tak semua proyek Bosowa berjalan sesuai rencana. Contohnya proyek pengolahan mineral (smelter) yang harus tertunda. Sejatinya, kata Erwin, Bosowa sudah menyiapkan lahan dan perizinan untuk smelter feronikel di Sulawesi Selatan. "Namun, kami kaji lagi karena harga metal dunia sedang turun," paparnya.
Semula, Bosowa akan membangun smelter feronikel berkapasitas 10.000 ton per tahun. Bahkan, perusahaan ini juga sudah berencana mengolah jenis logam lain, semisal pig iron. Bosowa telah menggandeng konsultan dari Jepang dan China untuk proyek senilai Rp 2 triliun - Rp 3 triliun ini.
Namun kondisi harga logam yang tengah melorot memaksa Bosowa menunda rencana ini hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Bosowa juga menunda rencana pembangunan pabrik semen di Sorong, Papua, yang semula ditargetkan selesai tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News