kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.529.000   14.000   0,92%
  • USD/IDR 15.645   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.702   -14,81   -0,19%
  • KOMPAS100 1.191   -3,29   -0,28%
  • LQ45 944   -3,50   -0,37%
  • ISSI 232   -0,24   -0,10%
  • IDX30 487   -1,99   -0,41%
  • IDXHIDIV20 581   -1,27   -0,22%
  • IDX80 135   -0,55   -0,40%
  • IDXV30 142   -0,93   -0,66%
  • IDXQ30 161   -0,45   -0,28%

BPDPKS: Realisasi Subsidi B35 hingga September 2024 Capai Rp 17 Triliun


Jumat, 25 Oktober 2024 / 12:51 WIB
BPDPKS: Realisasi Subsidi B35 hingga September 2024 Capai Rp 17 Triliun
ILUSTRASI. Realisasi subsidi program biodiesel B35, mencapai Rp 17,03 triliun periode Januari hingga September 2024KONTAN/Baihaki/21/10/2022


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengungkap realisasi subsidi untuk program mandatori biodiesel B35, yaitu bauran solar dengan 35% bahan bakar nabati (BNN) berbasis minyak sawit periode Januari-September 2024 adalah senilai Rp 17,03 triliun.

Untuk diketahui, B35 resmi diterapkan pada 1 Agustus 2023 lalu. Kemudian dilanjutkan pada Januari 2024 hingga akhir tahun 2024.

"Realisasi subsidi program biodiesel B35, yang berasal dari dana Pungutan Ekspor (PE) minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), mencapai Rp 17,03 triliun periode Januari hingga September 2024," ungkap Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal, saat dihubungi Kontan, Kamis (24/10).

Baca Juga: Mewujudkan Kemitraan Petani dan Industri dalam Pengembangan Biodiesel

Dana pungutan ekspor ini adalah dana yang digunakan untuk membayar selisih harga indeks pasar (HIP) biodiesel dan solar disalurkan untuk produksi 7,73 juta kiloliter (kl) volume B35.

"Hingga 30 September ini, volumenya 7.730.507 kl," tambah Achmad.

Setelah B35, pemerintah telah memastikan peningkatan bauran minyak sawit menjadi B40 dan penerapannya yang akan dimulai pada 1 Januari 2025.

Terkait hal ini Achmad mengatakan BPDPKS tengah melakukan kajian untuk menghitung subsidi kebutuhan B40 sekaligus B50. Meski begitu, ia belum bisa menyebut besar subsidi yang dibutuhkan untuk menutup selisih HIP biodiesel dan solar tersebut.

"Kita sudah diarahkan melakukan kajian untuk B40 maupun B50 dari sisi kesiapan dana," tambahnya.

Ia juga mengatakan perhitungan besar subsidi akan berdasarkan pada beberapa aspek, seperti harga minyak bumi, ongkos angkut hingga harga CPO yang berlaku.

Baca Juga: Swasembada Energi, Pertamina Kembangkan 4 Terobosan Teknologi Rendah Karbon

"Subsidi ongkos angkut akan mengikuti beberapa acuan seperti harga minyak bumi, ongkos angkut dan harga CPO," tutupnya.

Asal tahu saja, penerapan B40 tahun depan telah dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi.

Dalam keterangannya, Eniya mengatakan bahwa Kementerian ESDM memproyeksikan stok minimal CPO untuk menopang program Biodiesel B40 sekitar 17,57 juta kilo liter yang nantinya berasal dari asumsi kebutuhan solar tahun 2024 sebesar 38,04 juta kilo liter.

Selanjutnya: Modena Menjaring Pasar Tangerang dengan Gerai Baru

Menarik Dibaca: Modena Menjaring Pasar Tangerang dengan Gerai Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
FREE WEBINAR - Bongkar Strategi Viral Digital Marketing Terbaru 2025 FREE WEBINAR - The Psychology of Selling

[X]
×