Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) berencana melelang pembangunan pipa gas distribusi open access di lima wilayah, yakni Semarang, Lampung, Prabumulih, Pasuruan, dan Jambi.
Untuk saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap pengkajian teknis dan keekonomian. BPH Migas menargetkan, pembangunan infrastruktur gas itu nantinya ditujukan untuk penyaluran gas ke industri kecil, transportasi, dan rumah tangga.
Umi Asgandah, Direktur Gas Bumi BPH Migas menyampaikan, proyek infrastruktur pipa gas ini bukan ditujukan untuk industri besar seperti pabrik pupuk. "Ini untuk industri menengah seperti pabrik roti, atau industri rumahan, kan gasnya lebih murah dari elpiji, bisa juga dibuat SPBG. Tapi untuk siapa yang buat bisa siapa saja, yang penting infrastruktur ada dulu, " kata Umi, Rabu (15/01).
Ia menyampaikan, sekarang masih proses persiapan, dan keempat wilayah tersebut dipilih karena dekat dengan sumber gas. Untuk saat ini, progresnya masih dalam tahapan studi kelayakan yang dalam satu wilayah menghabiskan rata-rata biaya Rp 1 miliar, yang bersumber dari pemerintah.
Selain itu, jaringan infrastruktur untuk wilayah Sumatera memang baru sedikit, untuk provinsi Jambi saja, hanya ada 3 jaringan pipa yang dikelola oleh Conoco Philips, sedangkan di Prabumulih, Sumatera Selatan hanya ada satu jaringan infrastruktur yang dikelola Pertamina Daerah Operasi Hulu Sumatera bagian Selatan (Pertamina DOH Sumbagsel).
Untuk di proyek di Lampung itu akan bekerjasama juga dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) karena akan ada pipa milik PGN sepanjang 80 km yang akan dibangun untuk kepentingan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi terapung (Floating Strorage Regasification Unit/ FSRU) Lampung.
Sedangkan proyek di Semarang, akan ada juga andil dari PT Pertagas karena jaringan pipa tersebut terintegrasi dengan FSRU Jawa Tengah dan Trans Jawa sepanjang 682 kilometer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News