Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha gerai makanan dan minuman lokal saat ini mulai melirik potensi tempat peristirahatan. Hal ini setelah Presiden Joko Widodo mengingingkan rest area yang terletak di ruas-ruas tol diisi oleh brand-brand asli Indonesia. Tentu saja, para pelaku usaha melihat ini sebagai peluang untuk bisnisnya bisa merambah ke rest area.
PT Pendekar Bodoh misalnya, pemilik gerai D’Cost tersebut melihat adanya peluang ekspansi ke wilayah tersebut. Apalagi sebelumnya perusahaan sudah melakukan ekspansi ke Bandara dengan gerai yang lebih compact, jadi bukan tidak mungkin menjajal area baru akan dilakukan oleh perusahaan guna mengejar pertumbuhan.
David Vincent Marsudi, CEO Pendekar Bodoh menyatakan ketertarikannya menggarap rest area, apalagi menurutnya saat ini pertumbuhan gerai F&B masih akan bagus.
Hal ini juga dipicu dengan adanya demand dan persaingan yang ketat, sehingga perlu adanya straategi masing-masing, salah satunya adalah pengembangan gerai.
“Pasti tertarik di rest area, asal kami dikasih kesempatan masuk, kami akan masuk. Kan permasalahannya kami dapat kesempatan atau tidak?,” ujarnya kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Dirinya mengatakan saat ini dari 85 gerai miliknya belum ada satu pun gerai yang berdiri di rest area, oleh karena itu bila ada kesempatan dirinya akan masuk ke rest area. Maklum saja, saat ini sebanyak 54 gerai perusahaan terletak di Jabodetabek.
“Saat ini belum ada (gerai di rest area), rencana akan kesana begitu dapat kesempatan dan lokasinya kami anggap bagus ya kami akan masuk,” lanjutnya.
Senada, Holycow Group menyatakan bahwa pihaknya sudah lama tertarik dengan lokasi gerai di rest area, namun saat ini belum ada yang terealisasi.
Pasalnya, perusahaan belum menemukan lokasi yang pas dengan tingkat keramaian yang baik, kriteria rest area yang dibidik perusahaan harus memiliki tingkat keramaian yang baik tidak hanya pada saat libur atau pada saat mudik saja.
Asal tahu saja, untuk membuka gerai baru pihaknya membutuhkan luasan gerai 100-120 meter persegi (m²), belum lagi ditambah kebutuhan akan lahan parkir kendaraan. Oleh karena itu, rest area juga masuk dalam pipeline ekspansi ke depannya, namun hingga saat ini perusahaan belum memiliki gerai di rest area.
“Salah satu keunggulan rest area itu lahan parkirnya cukup luas, itu salah satu pertimbangan kami. Kami sempat ditawari di rest area jala ruas ke Bandung, kami pernah survei ke sana cuma setelah survei kami lihat masih kurang bagus,” ujar Arief Budi Satrio, Direktur Operasional Holycow Group.
Sedangkan PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya (CRP Group) yang akan menambah 30 gerai hingga 50 gerai tahun ini juga terus melakukan ekspansi ke berbeagai lokasi.
Kendati tidak merinci rencana pembangunan gerai baru di rest area, namun perusahaan menyatakan komitmennya untuk memperluas jajaring gerai miliknya.
“Untuk market Indonesia, secara manajemen masih diagendakan hadir di berbagai lokasi, karena kami ingin semua orang di Indonesia mampu menjangkau value yang kami tawarkan. Jadi, kami masih akan mebambah jumlah outlet sampai semua masyarakat Indonesia bisa terlayani dengan baik,” tambah Jelita Pramesti, Media Relation CRP Group.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News